Cari Jawaban Materi Kelas 6 SD Tema 9, Bagaimana Penyelesaian Masalah dalam Cerita Fiksi ‘Langit di Wae Rebo'?

By Thea Arnaiz, Selasa, 18 Januari 2022 | 09:30 WIB
Kunci jawaban materi kelas 6 SD tema 9, bagaimana penyelesaian masalah dalam cerita fiksi 'Langit di Wae Rebo'. (pexels)

Bobo.id - Pada pelajaran tematik kelas 6 SD tema 9, subtema 2, tepatnya halaman 83.

Teman-teman pasti sudah memahami apa itu karangan fiksi atau cerita fiksi, bukan?

Cerita fiksi adalah cerita yang dibuat oleh pengarangnya dan tidak berdasarkan kenyataan.

Cerita fiksi sendiri mempunyai tokoh, watak, latar tempat, dan alur cerita atau plot.

Plot merupakan salah satu bagian tulisan fiksi yang sangat penting. Plot atau alur cerita berisi tentang peristiwa-peristiwa yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya.

Keterkaitan ini akan membentuk satu kesatuan cerita yang utuh. Biasanya, alur cerita dalam cerita fiksi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, tengah, dan akhir.

Bagian awal biasanya berisi tentang pengenalan tokoh dan masalah. Bagian tengah biasanya berisi tentang masalah dan konflik dalam cerita.

Sedangkan bagian akhir biasanya menceritakan tentang penyelesaian masalah dari cerita tersebut.

Untuk mengetahui lebih lanjut, kita bisa membaca cerita fiksi berikut dan kerjakanlah soal pertanyaannya dan temukan kunci jawabannya. 

Baca Juga: Kosakata dan Dialog Bahasa Inggris yang Berhubungan dengan Belanja

Langit di Wae Rebo 

Oleh Diana Karitas 

“Ayah! Gita baru saja melihat sebuah bintang jatuh!” seru Gita kegirangan. Wajahnya gembira sekali. Ia tetap saja memandangi langit yang penuh bintang malam itu. 

Malam ini Gita untuk pertama kalinya menginap di sebuah kampung terpencil yang sangat terkenal akhir-akhir ini di penjuru negeri. Nama kampung itu adalah Kampung Wae Rebo yang terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaaan laut. Kampung itu adalah bagian dari Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Bersama dengan kedua orang tuanya serta beberapa orang lainnya, Gita bersemangat sekali menikmati petualangannya. Waktu dan tenaga yang ia habiskan untuk menempuh perjalanan mendaki menuju kampung itu cukup membuatnya beberapa kali hampir patah semangat. Namun, kini ia merasa tidak pernah menyesalinya. Pemandangan yang menakjubkan di kampung terpencil itu telah membayar semua kelelahannya. 

Pada malam hari, Gita dan rombongan tinggal di rumah adat. Rumah adat tersebut disediakan penduduk kampung untuk para pengunjung. Salah satu hal yang selalu ditunggu para pengunjung adalah menikmati pemandangan langit Wae Rebo pada malam hari. Gita tidak mengeluh sama sekali ketika ia dibangunkan orang tuanya pada tengah malam. Gita dibangunkan kedua orang tuanya untuk melihat pemandangan langit dari kampung itu. Di langit Kampung Wae Rebo malam itu ada jutaan bintang bertaburan. Gita merasa kagum luar biasa. 

“Ayah, mengapa baru kali ini Gita dapat melihat bintang sebanyak dan seterang ini? Mengapa Gita tidak pernah melihatnya ketika kita berada di luar rumah kita? Bukankah seharusnya kita dapat melihat bintang di mana saja?” tanya Gita tetap tak mengalihkan pandangan matanya ke langit. 

“Pertanyaan menarik, Gita. Pertama, karena kita berada di ketinggian yang cukup untuk dapat mengamati bintang di langit. Dibandingkan rumah kita yang berada di dataran yang lebih rendah, tempat ini memang memungkinkan untuk bisa mengamati benda-benda langit dengan lebih jelas,” jawab Ayah. 

“Ya, tadi Gita mendengar pemandu kita menjelaskan tentang ketinggian tempat ini. Memang tinggi sekali ya, Ayah. Gita tadi hampir tak ingin melanjutkannya,” kata Gita bangga. 

“Terus, yang kedua apa, Ayah?” tanya Gita tidak sabar. 

Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 6 SD Tema 9, Berapa Perbandingan Jarak Antar Planet dengan Matahari?

“Ayah baru mau menjelaskan, kamu sudah memotong,” tawa Ayah. “Ayah tahu kamu sangat bersemangat dengan semua ini, Gita!” kata Ayah sambil mengusap kepala Gita. Gita tertawa, sambil tetap menatap langit. 

“Yang kedua, kita tidak dapat melihat benda langit dengan jelas bila di sekeliling kita terlalu banyak cahaya. Para ilmuwan menyebutnya sebagai polusi cahaya,” jelas Ayah lagi. 

“Polusi cahaya? Ayah, Gita tidak pernah mendengar tentang polusi cahaya. Setahu Gita yang ada hanya polusi udara, air, dan tanah. Apa itu polusi cahaya? Mana bisa?” tanya Gita memotong penjelasan Ayah lagi. 

“Oh, Gitaku sayang. Ayah masih hendak menjelaskannya, terus saja kamu potong,” tawa Ayah keras-keras. 

“Maaf, Ayah. Gita hanya heran,” Gita ikut tertawa. “Tak mengapa, anakku. Ayah senang kamu ingin tahu tentang hal-hal yang ada di sekitarmu. Ayah yakin kamu tidak akan bertanya jika tidak melihat bintang-bintang itu. Ini pengalaman menarik, kan!” goda Ayah. 

“Ayah teruskan, ya. Polusi cahaya adalah suatu keadaan ketika cahaya berpendar terlalu banyak, bahkan berlebihan. Cahaya itu bisa berasal dari sumber cahaya buatan seperti lampu, atau cahaya alami. Akan tetapi, sumber utama polusi cahaya berasal dari sumber cahaya buatan. Contohnya, lampu-lampu yang biasa digunakan sebagai penerang jalan, papan iklan, lampu dekorasi, lampu gedung, lampu kendaraan, dan lainnya. Pendaran cahaya ini dapat menghalangi kita untuk melihat benda-benda langit,” jelas Ayah. “Nah, sekarang kamu perhatikan, apakah kamu melihat ada cahaya buatan di sekitar sini kecuali cahaya di rumah-rumah adat yang disebut Mbaru Niang itu? Hampir tidak ada cahaya, bukan? Dan kalau Gita ingat, di sepanjang perjalanan menuju kampung ini, yang kita lihat hanya hutan belantara, tidak tampak ada rumah tinggal, dan jauh dari jalan raya. Kita berada di tengah hutan yang gelap. Maka, hampir tidak ada cahaya buatan di sekitar sini. Apakah kamu sekarang mengerti?” tanya Ayah. 

“Oh, begitu, Ayah. Wah, kita bersyukur sekali bisa menikmati pemandangan ini, ya, Ayah! Kita dapat melihat bintang-bintang ini, sungguh indah!” seru Gita. Ayah tersenyum dan meninggalkan Gita yang masih ingin melihat bintang di langit, sambil berharap dapat menyaksikan bintang jatuh malam itu. 

Mengidentifikasi Cerita Fiksi Berdasarkan Alur Cerita atau Plot 

Judul cerita: 

Baca Juga: Penjelasan Materi Bahasa Inggris: Membedakan Who, Whose, Whom, dan Who's

Langit di Wae Rebo 

Siapa tokohnya? 

Gita dan Ayah Gita 

Di mana peristiwanya? 

Kampung Wae Rebo bagian Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. 

Kapan? 

Tengah malam 

Apa yang terjadi dan mengapa? 

Gita melihat bintang jatuh dan melihat banyak bintang pada malam hari.

Baca Juga: Nama-Nama Alat Transportasi dalam Bahasa Inggris Berdasarkan Jenisnya

Padahal, di tempat tinggalnya Gita tidak bisa melihat bintang sebanyak ini. Lalu, Gita pun bertanya kepada ayahnya kenapa ini bisa terjadi. 

Bagaimana penyelesaiannya? 

Ayahnya pun menjelaskan kenapa kita bisa melihat begitu banyak bintang di Kampung Wae Rebo, karena ada dua hal.

Pertama, kita sedang pada ketinggian yang cukup tinggi untuk melihat bintang-bintang.

Sedangkan, yang kedua adalah karena Kampung Wae Rebo tidak banyak polusi cahayanya.

Polusi cahaya adalah suatu keadaan ketika cahaya berpendar terlalu banyak, bahkan berlebihan.

Sumber utama polusi cahaya berasal dari sumber cahaya buatan. Contohnya, lampu-lampu yang biasa digunakan sebagai penerang jalan, papan iklan, lampu dekorasi, lampu gedung, lampu kendaraan, dan lainnya.

Pendaran cahaya ini dapat menghalangi kita untuk melihat benda-benda langit 

Pembahasan dan jawaban ini bisa menjadi pemandu bagi orang tua dalam mendampingi anak selama belajar di rumah.

Sumber: Buku Siswa Kelas 6 SD Tema 9, Menjelajah Luar Angkasa Edisi Revisi 2018. 

Tonton video ini, yuk! 

----  

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.