Jika terkena Covid-19 sekarang, ada kemungkinan kita akan mengalami sakit tenggorokan, meski sudah divaksin ataupun belum divaksin.
Spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran klinis di NYU Langone Health di New York City, Scott Weisenberg, MD, mengatakan bahwa perbedaan utama antara yang divaksinasi dan tidak divaksinasi adalah bahwa risiko penyakit parah jauh lebih tinggi pada yang tidak divaksinasi.
Sementara itu, menurut asisten profesor dan dokter pengobatan darurat di Columbia University Medical Center di New York City, Craig Spencer, MD, orang yang tidak divaksinasi cenderung memiliki gejala yang lebih parah atau perjalanan Covid-19 yang lebih berbahaya, sedangkan pasien yang divaksinasi bergejala ringan.
Dr. Spencer pernah melihat pasien yang tidak divaksinasi memiliki gejala sakit tenggorokan selama 10 hingga 14 hari, sedangkan untuk orang yang divaksinasi biasanya membaik dalam seminggu.
4. Belum Tentu Omicron
Sakit tenggorokan tidak selalu karena Omicron. Sakit tenggorokan juga bisa disebabkan oleh pilek, flu, atau radang tenggorokan.
Menurut R. Scott McClelland, MD, MPH, seorang profesor kedokteran, epidemiologi, dan kesehatan global dan dokter klinis penyakit menular di UW Medicine di Seattle, tidak ada cara untuk mengetahui jenis infeksi apa yang kita miliki tanpa pengujian atau testing.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Ini 6 Gejala dari Pasien COVID-19 Varian Omicron
Namun jika seseorang sakit tenggorokan, harus diasumsikan Covid-19 sampai dibuktikan itu bukan Covid-19.
Cara Meredakan Sakit Tenggorokan
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sakit tenggorokan ini. Salah satunya dengan mengonsumsi pereda nyeri, seperti asetaminofen.
Selain itu, jangan lupa juga untuk minum air putih atau air mineral yang cukup.