Kasus Omicron pada Anak di Malaysia Melonjak 160 Persen, Bagaimana dengan Indonesia?

By Niken Bestari, Minggu, 20 Februari 2022 | 16:30 WIB
Kasus infeksi Omicron pada anak-anak semakin meningkat. (Pixabay.com)

Bobo.id - Kasus infeksi Omicron semakin melonjak di berbagai negara.

Misalnya, kasus COVID-19 varian Omicron pada anak usia di bawah 12 tahun di Malaysia meningkat sebanyak 160 persen.

Peningkatan ini terlihat dalam pekan kedua bulan Februari yang dilaporkan oleh Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin.

Pada minggu pertama Februari 2022 kasus infeksi pada anak usia di bawah 12 tahun tercatat sebanyak 6.524 kasus.

Jumlah itu meningkat drastis pada pekan kedua Februari kemarin, menjadi 16.959 kasus.

Pada minggu pertama, sebanyak 4.242 kasus terjadi pada anak usia 5-11 tahun.

Kemudian di pekan kedua, ada peningkatan kasus menjadi 10.796 di rentang usia yang sama.

Selain di Malaysia, pasien COVID-19 varian Omicron yang berumur kurang dari 12 tahun di Indonesia juga meningkat.

Dilaporkan oleh dokter Piprim Basaroh Yanuarso dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), peningkatan pasien anak akibat varian Omicron meningkat 300 persen dari bulan Januari ke bulan Februari 2022.

Baca Juga: IDI Anjurkan Pemakaian Masker N95 dan KN95 untuk Cegah Omicron, Ini Penjelasan Kemenkes

Imbauan Kemenkes dan Satgas COVID-19

Melihat data ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau para orangtua yang memiliki anak usia 5-11 tahun untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 dr. Alexander Ginting mengatakan bahwa protokol kesehatan harus ditingkakan karena varian Omicron ini lebih menular daripada varian Delta.

Oleh sebab itu, terjadi banyak peningkatan yang mulai terlihat sejak akhir Januari 2022.

Menurut dokter Alex, sejak akhir Januari hingga pertengahan Februari 2022, penularan Covid-19 pada anak tercatat meningkat lebih 10 kali lipat

Merujuk data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dokter Alex mengatakan kenaikan ini terjadi tepatnya sejak pekan keempat Januari 2022.

Namun Alex tak memungkiri, kebanyakan dari kasus pada anak itu hanya disertai gejala ringan dan rawat jalan.

Kasus kenaikan infeksi varian Omicron ini berbeda dengan kasus kenaikan varian Delta di bulan Juli 2021.

Pada kasus kenaikan infeksi Delta, banyak pasien yang meninggal akibat gejala yang lebih parah.

Baca Juga: Omicron Membuat Tenggorokan Gatal dan Tidak Nyaman, Ini Fakta dan Cara Mengatasinya

Kasus Infeksi Meningkat

Jadi meski kasus infeksi varian Omicron pada anak meningkat, tapi tidak terdapat peningkatan angka rawat inap di rumah sakit.

Sebagian benar anak-anak yang positif terinfeksi Omicron adalah memiliki gejala ringan dan bisa menjalani isolasi mandiri (isoman).

Jika menderita demam, batuk, tenggorokan gatal, dan pilek, sebaiknya langsung menjalani tes. (Ketut Subiyanto/Pexels)

Gejala COVID-19 varian Omicron pada anak cenderung mirip dengan influenza, karena penyakit ini sama sama menyerang saluran pernapasan atas dan saluran pernafasan bawah (pneumonia).

Mayoritas, gejala infeksi Omicron pada anak yang dilaporkan terjadi pada anak berupa batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan deman 37 hingga 38 derajat Celcius.

Jika teman-teman memiliki gejala seperti di atas, lebih baik segera bergegas mengikuti tes untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Tonton video ini juga, yuk!

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.