Kecepatan dari fenomena downdraft atau aliran massa udara turun dalam sistem awan, disebut menjadi faktor penentunya.
Fenomena downdraft yang kuat ini terjadi di sistem awan Cb terutama pada saat fase matang.
Sehingga dapat menyebabkan butiran es berukuran cukup besar dalam sistem awan Cb itu turun hingga ke dasar awan, dan keluar dari awan menjadi fenomena hujan es.
Bahkan sampai jatuh ke permukaan bumi masih dalam bentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es, menurut Pak Miming.
BMKG menganjurkan masyarakat Indonesia harus tetap waspada hingga beberapa bulan ke depan, karena fenomena serupa masih bisa terjadi di beberapa daerah.
Proses Terbentuknya Awan
Melansir dari Livescience, awan terbentuk ketika terjadi perubahan uap air dari gas menjadi cair.
Baca Juga: BMKG Peringatkan Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem pada 17-23 Februari 2022
Pembentukan awan ini terjadi dari proses yang disebut konveksi, yaitu saat radiasi Matahari memanaskan tanah dan udara, udara hangat menjadi lebih ringan sehingga naik ke atas.
Saat udara naik, suhu akan menurun sehingga jumlah uap air dapat ditampung oleh udara.
Uap ini kemudian mengembun dan segera menjadi awan, yang terdiri dari miliaran tetesan air kecil atau kristal es yang tidak terhitung jumlahnya.
Awan juga akan terbentuk ketika dua massa udara yang berbeda saling bertabrakan, namun tidak bisa bercampur kecuali suhu dan kadar airnya mirip.