Bobo.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem di sejumlah daerah di Indonesia mulai 17-23 Februari 2022.
Berdasarkan analisa dinamika atmosfer terkini, BMKG mengidentifikasi adanya potensi cuaca ekstrem dan peningkatan curah hujan dalam periode sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia.
Potensi Peningkatan Hujan
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan potensi peningkatan hujan tersebut dipicu oleh peningkatan aktifitas dinamika atmosfer seperti aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO).
Diketahui MJO saat ini berada pada fase 3 di sekitar Samudera Hindia dan menunjukkan kontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Dilansir dari BMKG, Madden Julian Oscillation adalah aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.
Guswanto menambahkan, cuaca ekstrem diperkuat dengan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang cukup aktif di beberapa wilayah.
Gelombang Kelvin adalah gerakan gelombang skala besar yang sangat besar yang terdapat di atmosfer bumi dan lautan.
Ditemukan pertama kali oleh Sir William Thompson (kemudian bergelar Lord Kelvin) pada tahun 1879.
Baca Juga: Awan Cumulonumbus Menyebabkan Cuaca Ekstrem, Bagaimana Terbentuknya?
Sementara, gelombang Rossby Ekuatorial juga dikenal sebagai gelombang planet, adalah osilasi atmosfer dan samudera dengan panjang gelombang panjang yang biasanya merambat sejajar dengan garis bujur.
Adanya pola tekanan tekanan rendah tersebut memicu terbentuknya pumpunan dan belokan angin yang diperkuat juga dengan adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR