Sejak diumumkan sayembara itu, puluhan bahkan ratusan gadis yang memiliki perhiasan Teratai Kumala berduyun-duyun dating ke istana. Sementara itu di sebuah dusun yang sepi, seorang kakek beserta cucu perempuannya yang cantik tampak asyik meramu obat-obatan sambil bercakap-cakap.
"Giok Lian, apakah kamu tidak tertarik untuk mengikuti sayembara Raja Qian Long? Kalau kau berhasil menyembuhkan Raja, kau akan menjadi permaisuri Pangeran Chin Han yang tampan dan bijaksana itu," kata sang kakek. menggoda cucunya.
"Kalau menurut Kakek, sebenarnya Raja Qian Long tidak sakit. Ia hanya terlalu cemas memikirkan Pangeran Chin Han yang belum menikah.
Kecemasannya itu membuat tubuhnya menjadi lemah.Yang diperlukan Raja hanyalah menantu cantik sepertimu dan semangkuk bubur lezat buatanmu," kata si kakek dengan raut wajah lucu, seolah membayangkan kelezatan bubur buatan cucunya.
Baca Juga: Apa Saja Perbedaan antara Cerpen, Dongeng, Fabel, dan Novel?
Giok Lian tertawa geli. "Kakek, sudahlah. Jangan terus menggodaku. Aku menyerah. Besok pagi aku akan pergi ke ibukota dan berusaha semampuku menolong Raja Qian Long," Giok Lian berjanji.
"Untuk keselamatanmu sebaiknya kau menyamar menjadi tabib pria, Giok Lian. Wajahmu yang cantik itu bisa mendatangkan masalah buatmu. Apalagi perjalanan ke ibukota cukup jauh dan berbahaya," kata kakek menasihati.
Giok Lian akhirnya tiba di ibukota. Tanpa membuang waktu ia bergegas ke istana, menghadap Pangeran Chin Han. Pangeran Chin Han mengamati tabib muda di hadapannya dengan seksama. Ia merasa penampilan tabib itu sedikit ganjil.
"Tuan Tabib, apakah kau tak tahu bahwa ayahku hanya mampu disembuhkan oleh gadis yang memiliki Teratai Kumala," katanya menjelaskan.
"Pangeran, hamba memiliki Teratai Kumala. Tetapi, hamba seorang pria. Apakah Pangeran akan menjadikan hamba permaisuri?" tanya Giok Lian sedikit geli. "Dan apakah benar Teratai Kumala itu mampu menyembuhkan penyakit Raja Qian Long?"
"Tentu saja aku tak akan menjadikanmu permaisuri. Karena kau seorang pria, aku akan mengangkatmu sebagai saudara jika kau berhasil menyembuhkan ayahku. Lagi pula benar katamu. Dari semua gadis yang mengaku memiliki Teratai Kumala, tak ada satu pun yang mampu menyembuhkan penyakit ayahku," kata Pangeran Chin Han.
"Kalau begitu, izinkan hamba mencoba mengobati penyakit Raja."