BMKG Pasang 66 Alarm Tsunami di Sejumlah Wilayah Indonesia, Apa Fungsinya? 

By Grace Eirin, Kamis, 3 Maret 2022 | 12:30 WIB
BMKG siapkan unit alarm tsunami di beberapa wilayah di Indonesia. (Kammeran Gonzalez-Keola/Pexels)

Lokasinya mencakup pantai padat (penduduk) rawan tsunami di Indonesia. (Misalnya di pulau Jawa seperti pantai Anyer, Cilacap, Pangandaran, Parangtritis, Kulonprogo, Pacitan, Trenggalek, Banyuwangi.

Selain pantai-pantai di Pulau Jawa, sirene sejenis juga dipasang di sejumlah titik di Pulau Sumatera.

Fungsi Sirene pada Alarm Tsunami

Adapun bunyi siriene tersebut bisa menjangkau jarak hingga 2 km, khusus untuk sirene utama. Sementara pada sirene rekayasa 1 sampai 1,5 km.

Jika suatu saat masyarakat mendengan sirene itu berbunyi, maka diminta untuk segera melakukan evakuasi diri dan menuju tempat yang lebih aman.

Daryono menjelaskan, sirene itu sesungguhnya bukan merupakan peringatan dini tsunami, melainkan perintah evakuasi.

Daryono menambahkan agar masyarakat tidak lagi perlu bertanya 'ada apa ini, apa itu, apa yg terjadi' jika sirene berbunyi, masyarakat harus segera tinggalkan pantai. 

Baca Juga: Benarkah Air Laut yang Meningkat Dapat Sebabkan Ombak yang Lebih Kuat? Ini Penjelasannya

Dengan demikian, ketika sirene berbunyi, tidak ada estimasi waktu yang bisa disampaikan kapan bahaya akan terjadi, atau berapa lama masyarakat memiliki waktu untuk bergegas pergi.

Jadi, kapan pun sirene tsunami berbunyi, khususnya setelah terjadi gempa atau erupsi gunung api bawah laut, pastikan segera menjauh dari area pantai. 

Kemudian menuju ke tempat yang lebih aman, misalnya dataran yang lebih tinggi, atau yang jauh dari bibir pantai.

BMKG menyebut, alat-alat itu selalu diuji coba setiap bulannya, tepatnya setiap tanggal 26, untuk memastikan alarm masih berfungsi dengan baik.