Selain itu, simbolisasi lain dari ketupat adalah laku papat (empat laku) yang juga melambangkan empat sisi dari ketupat.
Sunan Kalijaga membaurkan pengaruh Hindu pada nilai keislaman, sehingga menjadi akulturasi yang padu antara keduanya.
Karena itu, tidak dipungkiri juga bahwa ketupat berasal dari zaman Hindu-Budha selama di Nusantara.
Bahkan dalam sebuah prasasti disebutkan tentang makanan berupa beras yang dibungkus dengan nyiur atau daun kelapa, yang mengindikasikan seperti ketupat.
Pada zaman pra-Islam, bahan makanan nyiur dan beras dijadikan sebagai sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai makanan oleh masyarakat zaman itu.
Hal lain yang menguatkan asal makanan ini dari sejak zaman Hindu-Budha adalah beberapa tradisi yang ada di Bali.
Masyarakat di Bali hingga saat ini menggunakan tipat atau ketupat dalam ritual ibadah.
Baca Juga: Sering Jadi Sebutan Makanan Berbuka Puasa, Apa Sebenarnya Takjil Itu?
Berbagai Sebutan Ketupat
Makanan berbahan beras yang dibungkus ini tidak hanya terkenal di Jawa, namun juga di beberapa wilayah lain di Indonesia.
Masyarakat Jawa dan Sunda lebih sering menyebut ketupat dengan nama kupat, yang menjadi lebih singkat.
Sedangkan, masyarakat Minangkaau menyebut ketupat dengan nama katupek.