24 April adalah Hari Solidaritas Asia Afrika, Bagaimana Sejarahnya?

By Niken Bestari, Minggu, 24 April 2022 | 14:00 WIB
Pahami sejarah Konferensi Asia Afrika sebagai landasan Hari Peringatan Solidaritas Asia Afrika tanggal 24 April. (pixabay.com)

Konferensi Asia Afrika

Pada 18 April 1955, Konferesi Asia Afrika dihadiri oleh 29 negara peserta di Gedung Merdeka, Bandung.

Para perwakilan negara peserta banyak yang memakai pakanan nasional dari negaranya masing-masing kemudian berjalan dari Hotel Homann dan Hotel Preanger menuju Gedung Merdeka.

Masyarakat Indonesia yang menyaksikan kehadiran para perwakilan menyambutnya dengan tepuk tangan dan sorak sorai riang gembira.

Peristiwa tersebut dikenal dengan nama "Langkah Bersejarah" atau The Bandung Walks.

 Baca Juga: 5 Negara Asia Ini Tidak Pernah Dikuasai oleh Bangsa Eropa, di Mana Saja, ya?

Pada pukul 10.20 WIB, setelah diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Soekarno mengucapkan pidato pembuka yang berjudul "Let a New Asia And a New Africa be Born" (Mari Kita Lahirkan Asia Baru dan Afrika Baru).

Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan, walaupun peserta KAA berasal dari bangsa, latar belakang sosial, budaya, dan keyakinan yang berlainan akan tetapi dapat dipersatukan oleh perasaan senasib dan sepenanggungan oleh penjajahan.

Pada 24 April 1955, Sidang Umum Konferensi Asia-Afrika dinyatakan ditutup dengan menghasilkan rumusahan pernyataan dari para peserta konferensi, yaitu:

1. Kerja sama ekonomi.

2. Kerja sama kebudayaan.

3. Hak-hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri.