Nah, hilal yang terbentuk pada 1 Mei 2022 besok ini disebut sudah memenuhi persyaratan pergantian bulan Ramadan ke bulan Syawal.
Persyaratan hilal ini ditetapkan suatu majelis bernama MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Posisi Hilal
Di Indonesia, pada 1 Mei 2022 atau 29 Ramadan 1443 Hijriah, tinggi hilal berada pada posisi 4-5 derajat di atas cakrawala dengan sudut elongasi antara 4,89-6,4 derajat.
Elongasi adalah jarak sudut Bulan dan Matahari di ruang angkasa.
Sudut elongasi Bulan akan semakin besar seiring mendekati fase Bulan purnama. Sebaliknya, jika menjauhi fase Bulan purnama, sudut elongasi akan semakin kecil.
Jadi, semakin cerah Bulan di langit, maka sudut elongasinya akan semakin besar, teman-teman.
Baca Juga: Menjadi Penanda Awal Puasa, Kenapa Hilal Kadang Sulit Terlihat? Ini Penjelasan BMKG
Hilal harus mencapai posisi tertentu sebagai tanda pergantian bulan Hijriah, yakni berada di ketinggian 3 derajat di atas cakrawala dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Oleh sebab itu, posisi Bulan pada 1 Mei 2022 besok dikatakan sudah memenuhi syarat pergantian bulan Ramadan ke bulan Syawal.
Dua Metode Hitungan Berbeda
Teman-teman, hilal bisa dihitung dengan dua cara, yakni dengan metode hitungan matematika dan pengamatan astronomi menggunakan teleskop.