Cari Jawaban Materi Kelas 6 SD/MI Tema Bumiku, Bagaimana Ringkasan dari Teks Bacaan ‘Fase-Fase Bulan’?

By Thea Arnaiz, Minggu, 1 Mei 2022 | 07:30 WIB
Kunci jawaban materi kelas 6 SD/MI tema bumiku, bagaimana ringkasan dari teks bacaan ‘Fase-Fase Bulan’. (Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels)

Bobo.id - Pada pelajaran tematik kelas 6 SD/MI tema Bumiku, subtema 1, bumiku dan musimnya, tepatnya halaman 47, materinya adalah menyajikan gagasan utama dan informasi penting dalam bentuk peta pikiran dan ringkasan.

Sebelum menemukan kunci jawabannya, teman-teman dapat menyimak materinya secara singkat terlebih dahulu.

Untuk membuat ringkasan, kita harus membaca isi teks, menentukan gagasan utama, dan menentukan kata kunci.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai materi ini, teman-teman bisa membaca teks berikut dan mengerjakan soalnya. Yuk, baca dengan saksama! 

Fase-Fase Bulan 

Bulan merupakan benda langit yang tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri. Cahaya Bulan yang dapat kita lihat pada malam hari sebenarnya merupakan pantulan cahaya yang berasal dari Matahari. Dalam waktu satu bulan, kita dapat mengamati bentuk Bulan yang berubah-ubah. Perubahan bentuk Bulan ini disebut sebagai fase-fase Bulan. 

Revolusi Bulan menyebabkan terjadinya fase-fase Bulan. Revolusi Bulan merupakan pergerakan Bulan mengelilingi Bumi. Saat mengelilingi Bumi, bagian Bulan yang terkena sinar Matahari akan berbeda-beda. Hal ini menyebabkan bentuk Bulan yang teramati dari Bumi juga akan berubah-ubah. 

Ada beberapa urutan Bulan yang dapat diamati dari Bumi. Fase Bulan diawali dengan fase Bulan baru. Pada fase bulan baru, posisi Bulan berada di antara Bumi dan Matahari atau berada pada aspek konjungsi. Hal ini menyebabkan cahaya Matahari akan terhalang oleh Bulan sehingga Bulan seolah-olah tidak terlihat sama sekali dari Bumi. Setelah itu, Bulan meninggalkan aspek konjungsi dan pada fase ini bagian Bulan yang terkena sinar Matahari kurang dari setengah sehingga Bulan terlihat menyerupai sabit. Fase ini disebut juga fase bulan sabit awal. Bulan kemudian terus bergerak hingga setengah bagian Bulan yang menghadap Bumi terkena sinar Matahari. Pada fase ini, posisi Bulan, Bumi, dan Matahari akan membentuk garis tegak lurus dan posisi seperti ini disebut sebagai aspek kuartir. Oleh sebab itu, pada fase ini kita akan melihat Bulan dalam bentuk setengah lingkaran atau fase bulan separuh awal. Bulan kemudian terus bergerak hingga bagian Bulan yang menghadap Bumi dan terkena sinar matahari menjadi ¾ bagian. Hal ini menyebabkan bentuk Bulan tampak cembung ketika diamati dari Bumi. Fase Bulan ini disebut sebagai fase bulan cembung awal. Setelah melewati fase ini, posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus dengan Bumi yang berada di bagian tengahnya atau disebut aspek oposisi. Hal ini menyebabkan terjadinya gerhana Bulan sehingga Bulan tampak terlihat bulat sempurna atau disebut fase Bulan purnama. Setelah melewati setengah putaran, fase Bulan kembali ke fase Bulan cembung, fase Bulan separuh, fase Bulan sabit, dan fase Bulan baru. 

Periode revolusi Bulan pada bidang orbitnya dihitung dari posisi fase Bulan baru hingga kembali lagi ke fase bulan baru berikutnya dan disebut sebagai periode sinodis atau bulan sinodis. Bulan sinodis memerlukan waktu selama 29,5 hari. Oleh sebab itu, waktu yang diperlukan dari fase Bulan baru hingga kembali ke fase Bulan baru berikutnya membutuhkan waktu selama 29,5 hari. Periode Bulan sinodis juga digunakan sebagai dasar penentuan kalender Komariah atau kalender Hijriah. 

Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 6 SD/MI, Apa Gagasan Utama dan Informasi Penting dari Teks Bacaan ‘Fase-Fase Bulan’?

(bmkg.go.id) 

Tulislah ringkasan dari teks tersebut menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif. 

Jawaban: