Tak Ada dalam Istilah Arab, dari Mana Asal Istilah Halalbihalal yang Dilakukan saat Lebaran?

By Niken Bestari, Senin, 2 Mei 2022 | 08:00 WIB
Asal mula halalbihalal. (Designed by Freepik)

Sejarah halalbihalal dimulai saat Presiden Soekarno memanggil KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara untuk meminta saran dalam mengatasi situasi negara saat itu.

Peristiwa itu terjadi pada pertengahan bulan Ramadan pada tahun 1948 Masehi.

Kiai Wahab memberikan saran kepada Presiden Soekarno untuk menyelenggarakan silaturahmi.

Hal ini terkait karena umat muslim diharuskan untuk saling silaturahmi saat Idulfitri.

Namun, Presiden Soekarno tidak mau menggunakan istilah silaturahmi karena dianggap sudah biasa.

Di sisi lain menurut Kiai Wahab, para petinggi negara saat itu saling menyalahkan sehingga menimbulkan masalah.

Nah, karena sikap saling menyalahkan adalah perbuatan tidak terpuji dan haram (tidak diperbolehkan) dalam keyakinan muslim, maka Presiden Soekarno menggunakan istilah halal (diperbolehkan).

Baca Juga: Tips Silaturahmi Lebaran Tetap Lancar di Tengah Pandemi Covid-19

Penggunaan istilah halal Tujuannya adalah agar para petinggi negara bisa saling memaafkan satu sama lain saat Idulfitri.

Nah, dari sinilah muncul istilah halalbihalal dari Kiai Wahab.

Akhirnya, Presiden Soekarno mengadakan hilalbihalal di Istana Negara.

Oleh sebab itu, istilah halalbihalal ini tidak ditemukan dalam bahasa Arab, teman-teman.