Salah Satu Penyebabnya adalah Sirkulasi Siklonik, Ini Alasan Hujan Turun Meski sedang Musim Kemarau

By Thea Arnaiz, Senin, 30 Mei 2022 | 16:30 WIB
Mengapa bisa terjadi hujan padahal sudah memasuki musim kemarau. (Foto oleh Nikita Ananjevs dari Pexels)

Namun menurut pengamatan, sekitar 29,8 persen wilayah Indonesia mengalami musim kemarau pada bulan April dan terjadi pada wilayah Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa.

Lalu, sekitar 22,8 persen wilayah Indonesia memasuki musim kemarau pada Mei 2022 yang meliputi sebagian Bali, Jawa, sebagian Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku, dan sebagian Papua.

Selanjutnya, sebanyak 23,7 persen wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau pada Juni 2022.

Wilayah-wilayah tersebut adalah Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Maluku, dan sebagian Papua.

Sedangkan, sebesar 23,7 wilayah lainnya akan mengalami awal musim kemarau pada bulan Januari, Maret, Juli, Agustus, September, dan Oktober. 

Sirkulasi Siklonik 

Selain itu, alasan lain kenapa sebagian wilayah Indonesia masih hujan, padahal sudah memasuki musim kemarau adalah disebabkan sirkulasi siklonik.

Baca Juga: Beragam Fenomena Langit di Bulan April 2022, Salah Satunya Hujan Meteor Lyrid

Sirkulasi siklonik adalah pusaran angin yang membawa uap air untuk dibentuk menjadi awan.

Jadi, hujan masih terjadi di sebagian wilayah karena pembentukan awan hujan.

Sirkulasi siklonik ini terjadi di sekitar wilayah Samudra Hindia atau sebelah barat Bengkulu.

Akibatnya, wilayah Bengkulu menjadi daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi).