Apakah Fenomena Alam La Nina Jadi Penyebab Musim Kemarau Mundur? Ini Kata BMKG

By Grace Eirin, Senin, 30 Mei 2022 | 13:30 WIB
Hubungan fenomena alam La Nina dan musim kemarau yang terlambat. (rawpixel.com/pixabay)

Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu mengapa di bulan-bulan ini beberapa daerah di Indonesia masih mengalami musim penghujan? 

Menurut BMKG, musim kemarau di Indonesia terjadi pada April-Oktober, sementara musim hujan pada Oktober-April. Namun, di beberapa daerah masih sering terjadi hujan hingga bulan Mei 2022. 

Menurut peneliti iklim dan Subkoordinator Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Siswanto, penguatan kembali fenomena alam La Nina sejak awal Maret telah meningkatkan curah hujan di Indonesia.

Apa itu Fenomena La Nina? 

Fenomena La-Nina adalah salah satu fenomena pola iklim yang terjadi di Samudra Pasifik, dan memengaruhi cuaca di seluruh dunia.

Saat terjadi fenomena La Nina, angin pasat berembus lebih kencang dari biasanya, sehingga mendorong lebih banyak air hangat ke wilayah Asia.

Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan ini, maka perlu meningkatkan kewaspadaan pula terhadap bencana hidrometeorologi. 

Dikutip dari Kompas.id (30/5/2022) fenomena La Nina berdampak pada peningkatan hujan di sebagian wilayah Indonesia dan musim kemarau lebih mundur dari prakiraan sebelumnya.

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin mengatakan, awal musim kemarau di Indonesia cukup variarif.

Baca Juga: Kemunculan Bibit Siklon Bikin Resah, Apa Dampaknya bagi Cuaca di Indonesia?

Beberapa daerah memang sudah memasuki kemarau pada April, tetapi banyak daerah baru masuk kemarau pada Mei dan Juni.

Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim Supari mengatakan, La Nina yang berkepanjangan ini diprakirakan akan memengaruhi musim kemarau di Indonesia.