Dampak Fenomena Solstis Juni
Akibat saat fenomena Solstis Juni atau Titik Balik Matahari 21 Juni ini, belahan Bumi utara mengalami puncak musim panas.
Selain itu, untuk daerah subtropis akan mengalami siang terpanjang.
Sedangkan daerah lingkar kutub utara, saat Titik Balik Matahari ini terjadi, akan mengalami fenomena Matahari tengah malam (midnight sun), di mana Matahari tidak tenggelam dan akan terus tampak atas cakrawala, baik saat siang maupun malam.
Sebaliknya, fenomena Solstis Juni menyebabkan belahan Bumi selatan akan mengalami puncak musim dingin, dengan siang terpendek untuk daerah subtropis.
Sebaliknya, belahan Bumi selatan akan mengalami puncak musim dingin, dengan siang terpendek untuk daerah subtropis.
Sementara saat fenomena Solstis Juni ini, daerah lingkar kutub selatan mengalami fenomena Malam Kutub (polar night), di mana Matahari tak pernah terlihat dan langit senantiasa gelap baik di saat malam ataupun siang.
Baca Juga: Siap-Siap, Fenomena Purnama Stroberi Super Terjadi di Bulan Juni, Kapan Waktunya?
Dengan kata lain, ketika fenomena Solstis Juni terjadi, belahan Bumi Utara akan lebih condong dan lebih dekat ke arah Matahari.
Sehingga, paparan cahaya Matahari yang diterima belahan bumi Utara akan lebih besar dan lebih lama dibandingkan dengan belahan Bumi Selatan untuk waktu yang sama.
Jadi, fenomena Solstis Juni ini memberikan dampak yang saling berkebalikan antara Bumi belahan Utara dan Selatan, ya.
Nah, bagaimana dengan dampak fenomena Solstis Juni di Indonesia?