Bobo.id - Fenomena gelombang panas ini sedang marak terjadi di beberapa negara kawasan Afrika dan Eropa.
Fenomena ini membuat suhu beberapa negara meningkat drastis hingga mencapai 40 derajat celcius, teman-teman.
Kenaikan suhu yang sangat ekstrem itu mengakibatkan terjadinya kebakaran lahan, bahkan kereta api pun tidak bisa beroperasi.
Tak hanya itu saja, gelombang panas di Portugal bahkan memakan korban jiwa hingga menyebabkan 1.063 kematian.
Dilansir dari Kompas.com, hal serupa juga terjadi di Spanyol dengan lebih dari 500 jiwa meninggal dunia selama gelombang panas 10 hari terakhir.
Lantas, apakah Indonesia bisa berpotensi terjadi gelombang panas yang akan berdampak buruk bagi kehidupan? Simak, yuk!
Penjelasan BMKG
Perlu diketahui, gelombang panas merupakan kondisi cuaca di mana suhu melonjak jauh melebihi batas atas suhu wilayah itu.
Menurut World Meteorological Organization (WMO), kenaikan suhu ini terjadi hingga 5 derajat celcius atau lebih dan berlangsung cukup lama.
Baca Juga: Harga Roti dan Mi Instan Naik Akibat Gelombang Panas, Kok Bisa?
Gelombang panas ini tidak hanya terbatas pada area yang biasanya dianggap memiliki suhu tinggi, teman-teman.
Fenomena ini dapat terjadi di mana saja ketika udara bertekanan tinggi dapat menciptakan lingkungan untuk membentuk kubah panas.
Namun tenang saja, sebab kondisi wilayah Indonesia diketahui tidak memungkinkan untuk terjadi fenomena gelombang panas.
Dilansir dari Kompas.com, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, gelombang panas tidak akan terjadi di Indonesia.
Suhu panas terik di wilayah Indonesia umumnya berkisar antara 34-36 derajat celcius yang biasanya terjadi di siang hari.
Berdasarkan catatan, rekor tertinggi suhu udara di Indonesia pernah terjadi September 2012, dengan suhu 40 derajat di Larantuka, NTT.
Jadi, hingga saat ini Indonesia tidak pernah mengalami gelombang panas dan tidak berpotensi terjadi gelombang panas, teman-teman.
Mengapa Bisa Begitu?
Disebutkan, gelombang panas tidak terjadi di Indonesia salah satunya karena letak geografis Indonesia yang dikelilingi lautan.
Baca Juga: Bukan Gelombang Panas, Ternyata Ini Penyebab Cuaca Panas Terik di Indonesia Menurut BMKG
Tahukah teman-teman? Laut merupakan salah satu komponen yang bisa mengurangi gelombang panas, lo.
Sebab, air bisa membuat kondisi wilayah menjadi lembap. Ini membuat potensi gelombang panas sulit terjadi, apalagi sampai lima hari.
Nah, kondisi semacam ini tidak dimiliki oleh negara-negara di Eropa yang biasanya memiliki wilayah yang lebih kering.
Wilayah yang lebih kering dan temperatur yang tinggi membuat potensi terjadi gelombang panas lebih besar.
Lantas, Apa Penyebab Panas di Indonesia?
Ya seperti kita tahu, belakangan ini kita merasakan panas yang cukup menyengat di beberapa daerah di Indonesia.
Fenomena suhu panas ini disebabkan pengaruh posisi Matahari dan kondisi tutupan awan yang sangat kurang pada siang hari.
Dilansir dari Kompas.com, suhu panas di Indonesia ini merupakan fenomena harian dan lebih sering terjadi saat musim kemarau.
Ini karena saat musim kemarau, tingkat pertumbuhan awan dan terjadinya hujan relatif berkurang.
Dominasi cuaca cerah dan tingkat awan yang rendah ini dapat membuat penerimaan sinar Matahari di permukaan Bumi jadi lebih maksimal.
Meski gelombang panas, suhu yang tinggi di Indonesia juga bisa memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur suhu, lo.
Kondisi ini juga bisa memicu gangguan kesehatan, seperti mual, sakit kepala, kelelahan, keringat berlebih, heatstroke, hingga hipertemia.
Untuk itu, kita dihimbau untuk tetap senantiasa menjaga kondisi stamina dengan hidup sehat dan mencukupi cairan tubuh.
----
Kuis! |
Berapa rekor suhu paling panas yang pernah terjadi di Indonesia? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.