Penyakit itu ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun.
Sejak saat itu, mulai muncul banyak laporan penyakit serupa dari pedesaan dan daerah yang dekat dengan hutan hujan di Cekungan Kongo, khususnya Republik Demokratik Kongo.
Penyakit ini pun menjadi semakin parah dan menyebar hampir ke seluruh Afrika Tengan dan juga Barat.
Pada tahun 1970 pun World Health Organization (WHO) mendapat laporan bahwa ada 11 negara di Afrika yang tengah mendapat kasus cacar monyet ini.
Sebelas negara itu adalah Benin, Kameru, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Rebulik Kongo, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.
Setelah lama berlalu, kasus cacar monyet kembali muncul di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1996 hingga 1997 dengan tingkat kematian lebih rendah namun penularan yang lebih cepat.
Lalu pada tahun 2017 wabah besar muncul di Nigeria dengan adanya 500 kasus yang dicurigai adalah cacar monyet dengan tingkat kematian tiga persen.
Baca Juga: Berapa Lama Waktu Penyembuhan Cacar Monyet? Ini Penjelasan dan Gejalanya
Mungkin wabah cacar monyet banyak terjadi di wilayah Afrika, namun penyakit ini kini sudah menjadi perhatian bagi banyak negara.
Sebab, pada tahun 2003, penyakit cacar monyet mulai muncul pertama kali di luar Afrika, yaitu di Amerika Serikat.
Penyakit ini dialami setelah pasien melakukan kontak dengan anjing padang rumput yang terinfeksi. Anjing itu mendapat penyakit setelah datang dari Ghana.
Selama perjalanan dari Ghana ke Amerika Serikat, ternyata anjing peliharaan itu berada di satu tempat dengan tikus berkantung gambia dan juga dormice.