Termometer berasal dari dua suku kata, yaitu termo yang berarti panas, dan meter yang berarti ukuran.
Pelopor pertama kali penggunaan termometer secara terukur adalah ilmuwan Galileo Galilei dari Italia pada tahun 1593.
Pada umumnya zat pengisi alat termometer yang paling banyak digunakan hingga saat ini adalah zat cair alkohol dan air raksa atau merkuri.
Termometer akan menerima suhu dari lingkungan sekitar/benda yang akan diuji.
Secara alamiah, suhu akan mengalir dari derajat yang lebih tinggi ke derajat yang lebih rendah. Teori ini dikenal dengan sebutan Asas Black.
Asas Black adalah sebuah prinsip yang ditemukan oleh Joseph Black, yang bunyinya yaitu:
"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepaskan zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah".
Ada 3 jenis termometer yang digunakan di sekitar kita, yaitu termometer tubuh, termometer laboratorium, dan termometer industri.
Termometer tubuh untuk mengukur suhu tubuh hanya memiliki skala di sekitar 30oC – 50oC, sesuai dengan ukuran suhu tubuh manusia.
Termometer laboratorium digunakan untuk mengukur suhu sistem, bahan kimia ataupun suatu reaksi kimia, dengan rentang pengukuran yang lebih jauh misalnya 0 sampai 350oC.
Termometer industri biasanya digunakan untuk mengukur suhu benda atau alat-alat manufaktur, seperti panas air, mesin, AC atau pendingin ruangan.
Baca Juga: Reaksi Kimia: Pengertian, Ciri-Ciri, Contoh di Kehidupan Sehari-hari