Saat itu, para pemain harpa harus mampu memainkan musik yang bisa membangkitkan tiga emosi bagi pendengarnya.
Tiga emosi itu adalah perasaan murung, senang, dan pengiring tidur. Musik itu pun juga sering digunakan sebagai pengiring para bangsawan Irlandia saat menyanyi.
Musik-musik dari harpa juga dijadikan iringan saat membacakan puisi di acara kerajaan.
Karena itu, dalam berbagai cerita dongeng, harpa sering digambarkan sebagai pengiring tidur di dunia kayangan atau cerita dewa dewi.
Lalu pada tahun 1720-an, aturan tentang permainan harpa mulai berubah, yaitu dengan menambahkan note sehingga musik yang dihasilkan lebih bervariasi.
Sejak saat itu, alat musik harpa menjadi semakin populer, lo.
Bahkan pada abar ke-18 alat musik ini menjadi sesuatu barang yang mewah dan megah dengan penuh hiasan berupa ukiran.
Beberapa alat musik pun ada yang disepuh menggunakan emas atau bahkan dilukis menggunakan tangan.
Alat musik ini pun bukan hanya dimainkan tapi juga menjadi objek seni yang bernilai tinggi saat itu.
Hingga kini harpa pun masih menjadi alat musik yang terus dikembangkan dengan berbagai inovasi baru.
Bahkan saat ini, alat musik ini banyak dimainkan dalam berbagai acara besar seperti konferensi, festival, acara pemerintahan yang glamor, hingga beberapa komunitas.