Bobo.id - Monumen Pahlawan Revolusi atau Monumen Pancasila Sakti dibangun atas prakarsa Presiden Soeharto pada awal pemerintahan.
Monumen tersebut dibangun di atas lahan seluas 14,6 hektare yang berlokasi di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Masa pembangunan Monumen Pahlawan Revolusi menghabiskan waktu hampir 5 tahun, mulai Agustus 1967 sampai Oktober 1972.
Adapun tujuan dari pembangunan monumen ini yaitu untuk mengenang perjuangan 7 Pahlawan Revolusi yang mempertahankan ideologi Pancasila, yaitu sebagai berikut.
1. Jenderal Ahmad Yani
2. Jenderal S. Parman
3. Jenderal Suprapto
4. Jenderal Sutoyo
5. Jenderal MT Haryono
6. Jenderal Panjaitan
7. Jenderal A.H. Nasution
Baca Juga: Biografi Ahmad Yani Pahlawan Revolusi yang Gugur pada Peristiwa G30SPKI
Monumen Pancasila Sakti
Dilansir dari Kompas.id, Monumen Pancasil Sakti terdiri dari beberapa bangunan.
Bangunan yang berada di dalam kompleks Monumen Pancasila Sakti antara lain Museum Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI.
Museum Monumen Pancasila Sakti terletak di Gedung Paseban, diresmikan tanggal 1 Oktober 1992 oleh Presiden Soeharto.
Museum Pengkhianatan PKI diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1992.
Bersamaan dengan pembangunan monumen Monumen Pancasil Sakti, dibangun pula cungkup sumur.
Cungkup sumur tersebut diketahui merupakan tempat yang digunakan untuk mengubur jenazah tujuh Pahlawan Revolusi.
Saat ini sumur itu dikenal dengan nama Sumur Maut, mempunyai kedalaman 12 meter dengan diameter sekitar 75 sentimeter.
Monumen Pancasila Sakti atau yang dikenal dengan Lubang Buaya terdiri dari dua area, yaitu area outdoor dan indoor.
Area outdoor terdiri dari pameran taman dan sumur tua bekas pembuangan jasad para jenderal, sedangkan indoor berupa museum dan paseban.
Pada Monumen Pancasil Sakti juga terdapat patung 7 Pahlawan Revolusi yang terletak 45 meter (melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia) sebelah Utara dari sumur maut.
Latar belakang dari ketujuh patung tersebut yaitu dinding dengan tinggi sekitar 17 meter dengan hiasan patung Garuda Pancasila, sebagai lambang tanggal kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Peristiwa G30SPKI di Indonesia
Di bawah patung terdapat sebuah relief yang menggambarkan peristiwa, kejadian, dan penumpasan G30S/PKI oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan rakyat.
Terdapat tulisan "Waspada Dan Mawas Diri Agar Peristiwa Sematjam Ini Tidak Terulang Lagi" di bawah relief monumen.
Peristiwa G30S/PKI
Peristiwa G30S merupakan peristiwa perjuangan mempertahankan ideologi Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Peristiwa tersebut terjadi pada 30 September 1965 malam hingga 1 Oktober 1965 dini hari.
Ada sekitar 10 pahlawan yang gugur, tujuh di antaranya adalah perwira Angkatan Darat, ditemukan di daerah Lubang Buaya, Jakarta.
Satu orang polisi gugur saat upaya penculikan di kediaman Jenderal Besar Dr. Abdul Haris Nasution, yaitu AIP II Anumerta Karel Satsuit Tubun.
Dua orang lainnya adalah perwira Angkatan Darat di Yogyakarta, yaitu Brigjen Anumerta Katamso Darmokusumo dan Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto.
Pemberian gelar Pahlawan Revolusi kepada 7 perwira yang ditemukan di Lubang Buaya ditetapkan berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober.
Keppres No. 114/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober untuk seorang polisi yang gugur pada saat peristiwa penculikan.
Keppres No. 118/KOTI/1965 tanggal 19 Oktober untuk dua orang perwira yang gugur di Yogyakarta.
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, 10 Pahlawan Revolusi juga diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
----
| Kuis! |
| Kapan Museum Pengkhianatan PKI diresmikan? |
| Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.