Etnografi Suku Bangsa Indonesia di Jawa: Suku Badui, Suku Tengger, dan Suku Bawean

By Niken Bestari, Selasa, 11 Oktober 2022 | 19:00 WIB
Pendeta Tengger pada masa Hindia Belanda. ( Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)

Masyarakat suku Tengger hidup secara menetap, bukan nomaden.

Mereka sudah banyak bersosialisasi dengan masyarakat lainnya dan bisa menggunakan teknologi modern, seperti kendaraan bermotor, radio, dan TV.

Etnografi Suku Badui

Suku Badui merupakan masyarakat adat dan sub-etnis dari suku Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. 

Suku Badui adalah suku yang menetap, meski pada awalnya mereka hidup nomaden. Suku Badui tersebar paling banyak di Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo Banten.

Populasi mereka saat ini sekitar 26.000 orang, mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menutup diri mereka dari dunia luar. 

Sebenarnya, Badui termasuk dalam suku Sunda, mereka dianggap sebagai suku Sunda yang belum terpengaruh modernisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar.

Sebutan "Badui" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). 

Oia, menurut KBBI, pengejaan yang tepat adalah Badui, bukan Baduy, teman-teman.

Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Sunda dialek Badui. Walau begitu, mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan penduduk luar, lo.

Orang Badui atau disebut Orang Kanekes tidak mengenal sekolah, karena pendidikan formal berlawanan dengan adat-istiadat mereka.

Baca Juga: Keberagaman Budaya: Mengenal Pengertian Rumah Adat, Fungsi, dan Contoh