Etnografi Suku Bangsa Indonesia di Jawa: Suku Badui, Suku Tengger, dan Suku Bawean

By Niken Bestari, Selasa, 11 Oktober 2022 | 19:00 WIB
Pendeta Tengger pada masa Hindia Belanda. ( Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)

Masyarakat Badui cara mereka sendiri untuk belajar, yakni mengamati alam sekitar, teman-teman.

Suku Badui terbagi menjadi tiga kelompok sosial tangtu, panamping, dan dangka .

Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam (Badui Dalam), yang paling ketat mengikuti adat, yang memiliki ciri-ciri pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua (warna tarum) serta memakai ikat kepala putih. Mereka dilarang secara adat untuk bertemu dengan orang asing.

Sebagian peraturan yang dianut oleh Orang Kanekes Dalam antara lain:

- Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi

- Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki

- Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua adat)

- Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)

- Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.

Masyarakat Kanekes Luar terdiri dari kelompok panamping dan dangka yang berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna biru gelap (warna tarum).

Badui Kanekes Luar inilah yang banyak berkomunikasi dengan orang luar, menggunakan teknologi, dan bersekolah.

Baca Juga: 7 Suku Asli Indonesia yang Mampu Bertahan Tanpa Mengikuti Modernisasi, Apa Saja?