Sejarah Kemerdekaan Indonesia, Ini Makna Peristiwa Rengasdengklok bagi Proklamasi

By Amirul Nisa, Selasa, 25 Oktober 2022 | 09:45 WIB
Pengibaran benda Sang Saka Merah Putih untuk pertama kalinya, yaitu saat proklamasi kemerdekaan disampaikan setelah desakan dari golongan muda pada peristiwa Rengasdengklok. (Frans Mendur)

Namun, permintaan Sutan Syahrir tidak langsung diterima kerena kedua tokoh penting itu masih belum yakin dan hendak menunggu janji pemberian kemerdekaan dari Jepang.

Keputusan yang diambil Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta itu membuat golongan muda termasuk Sutan Syahrir merasa tidak terima hingga merencanakan penculikan.

Para golongan muda yang merasa kemerdekaan harus didapat dari perjuangan bangsa itu mengadakan sebuah perundingan di Pegangsaan Timur Jakara pada 15 Agustus 1945.

Dari perundingan tersebut, para golongan muda sepakat untuk menemui Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta untuk meminta dilakukannya proklamasi pada tanggal 16 Agustus 1945, dengan ancaman akan adanya pergolakan besar bila hal itu tidak dilakukan.

Namun tokoh golongan muda yang diutus, yaitu Wikana dan Darwis mendapat penolakan karena Ir. Sokerano dan Mohammad Hatta merasa perlu berunding dengan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Penolakan itu membuat para golongan muda kembali mengadakan rapat, hingga mendapat sebuah keputusan untuk menculik Ir. Sokearno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok.

Penculikan itu dilakukan pada pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, agar kedua tokoh penting itu bisa berunding dengan golongan muda tanpa adanya pengaruh dari Jepang.

Para tokoh pemuda yang melakukan penculikan itu merupakan anggota perkumpulan Menteng 31, yaitu Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh.

Selama proses penculikan terjadi, para golongan muda sudah menyiapkan banyak hal untuk proses proklamasi kemerdekaan hingga membuat banyak tentara Jepang berjaga di banyak tempat.

Salah satu golongan tua yaitu Achmad Soebardjo pun juga melakukan perundingan dengan golongan muda hingga akhirnya menjanjikan akan adanya proklamasi kemerdekaan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945.

Atas janji itu, Achmad Soebardjo meminta golongan muda untuk membawa Ir. Sokerano dan Mohammad Hatta kembali ke Jakara, karena proklamasi harus dilakukan di Jakarta.

Baca Juga: Susunan Acara Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945