Selat ini menjadi jalan antara masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa dengan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau lainnya.
Karena adanya selat ini, masyarakat yang ingin bepergian ke Kudus maupun Demak harus menggunakan Kapal.
Bahkan, keberadaan Selat Muria ini pernah jadi faktor pendorong Kerajaan Demak memasuki masa kejayaannya.
Ini karena banyak kapal dagang dari berbagai negara berdatangan, seperti kapal dagang dari Tiongkok.
Selat Muria Mengalami Pendangkalan
Tahukah teman-teman? Seiring berjalannya waktu, Selat Muria ini mengalami sedimentasi dan pendangkalan.
Hal ini karena Gunung Muria merupakan gunung bertipe stratovolcano yang terletak di pantai utara Jawa Tengah.
Akibat endapan fluvio-marin, wilayah perairan ini kemudian menjadi daratan yang sering kita dengar sekarang.
Dengan kecepatan sedimentasi 30 meter per tahun, lama kelamaan selat tertutup dan kemudian menjadi daratan sebagai hasil proses sedimentasi.
Dilansir dari Kompas.com, Selat Muria kini menjadi beberapa wilayah seperti Kudus, Grobogan, Pati, dan Rembang.
Diketahui setelah abad ke-17, Selat Muria semakin dangkal sehingga kapal tidak dapat berlayar mengarunginya.
Baca Juga: Contoh Kesenian dan Kebudayaan Peninggalan Masa Kerajaan Islam