Meski begitu, pada musim hujan, perahu-perahu kecil masih bisa mengarungi selat itu dari Demak hingga Juwana.
Pada 1996, seorang peneliti bernama Lombard menjelaskan ada air laut dari Selat Muria yang masih tersisa sampai sekarang.
Air laut yang terperangkap di dataran Jawa itu kemudian dikenal dengan nama Bledug Kuwu.
Bukti Peninggalan Selat Muria
Bukti peninggalan dari adanya Selat Muria pada masa itu dapat kita lihat melalui situs Medang di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Dalam sebuah ekskavasi yang pernah dilakukan disana, terdapat beberapa jejak sebuah hunian kuno.
Selain itu, ditemukan juga beberapa temuan lainnya, seperti keramik, fragmen gerabah, dan juga perhiasan berbahan emas.
Dari temuan itu, diduga situs Medang dulunya adalah sebuah hunian kuno yang lokasinya berada di sebelah/sisi selatan Selat Muria.
Bukti lain dari adanya selat ini adalah penemuan fosil hewan laut di Situs Patiayam Kudus, teman-teman.
Dari situs itu, ditemukan beberapa fosil hewan laut seperti moluska, ikan hiu, buaya, dan juga penyu.
Dilansir dari Kompas.com, diperkirakan fosil-fosil itu sudah berumur di atas 800.000 tahun lamanya.
Nah, itulah penjelasan terkait kondisi Selat Muria yang menjadi Pelabuhan Kerajaan Demak. Semoga bermanfaat, ya.