Wayang Kulit Arjuna: Pembuatan, Watak, dan Kisahnya dalam Pewayangan

By Fransiska Viola Gina, Minggu, 6 November 2022 | 16:30 WIB
Wayang kulit Arjuna dan kisahnya dalam pewayangan. (freepik/pikisuperstar)

Bobo.id - Wayang kulit Arjuna berasal dari tokoh pewayangan Arjuna yang merupakan salah satu anggota Pandawa dalam kisah Mahabharata.

Dalam Pandawa Lima, Arjuna disebut dengan panengah (panengah) karena merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. 

Arjuna dikisahkan memiliki keahlian dalam memanah dan memiliki senjata sakti yang digunakan untuk perang melawan kurawa. 

Dalam cerita Mahabharata versi Jawa, Arjuna memiliki banyak nama julukan, seperti Permadi, Parta, Jenaka, dan Kumbalkali.

Arjuna juga memiliki nama Begawan Mintaraga, sebuah nama yang digunakannya ketika menjalankan laku tapa di Puncak Indrakila. 

Ia melakukan tapa untuk memperoleh senjata sakti dari dewata yang akan digunakan dalam perang melawan Kurawa. 

Lantas, bagaimana pembuatan dan kisah Arjuna dalam pewayangan? Kita cari tahu bersama, yuk!

Pembuatan Wayang Kulit Arjuna

Wayang kulit Arjuna Sigeger di Keraton Kacirebonan disebut spesial karena sebagian proses pembuatannya yang unik. 

Wayang kulit Arjuna Sigeger ini dibuat oleh putra Sunan Kalijaga bernama Ki Kaca sekitar tahun 1400-an. 

Dilansir dari Kompas.com, wayang kulit Arjuna Sigeger ini terbuat dari kulit manusia yang merupakan seorang abdi dalem Keraton Kacirebonan. 

Abdi dalem itu menghibahkan kulitnya sebagai bentuk pengabdiannya terhadap Keraton Kacirebonan, teman-teman. 

Baca Juga: 7 Tokoh Wayang Perempuan, Mulai dari Dewi Sri hingga Dewi Kunti

Karena kisahnya sangat mendalam, pihak Keraton Kacirebonan memperlakukan wayang kulit Arjuna dengan sangat istimewa. 

Namun, beredar versi lain yang menyebutkan wayang kulit Arjuna ini terbuat dari kulit hewan biasa. 

Namun karena wayang ini hanya dipakai selama 6 tahun, sehingga wayang ini dianggap istimewa. 

Wayang Kulit Arjuna dan Kisahnya

Arjuna merupakan sosok pahlawan dalam cerita pewayangan, ia merupakan putra Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti.

Dalam kisah pewayangan Jawa, Arjuna dikisahkan sebagai ksatria yang suka berkelana, bertapa, dan berguru. 

Ia diketahui berguru kepada Resi Drona di Padepokan Sukalima dan Resi Padmanaba di Pertapaan Untarayana. 

Lewat Guru Drona, Arjuna semakin mengasah kepiawaiannya terkait memanah yang sudah ada dari kecil. 

Suatu hari, ketika Guru Drona sedang mandi di Sungai Gangga, seekor buaya datang dan akan menggigitnya. 

Ia sebenarnya bisa menyelamatkan diri, namun karena ingin menguji keberanian muridnya, ia berteriak minta tolong. 

Menariknya, di antara semua murid, hanya Arjuna yang datang memberi pertolongan dengan panahnya. 

Atas pengabdian Arjuna, Guru Drona pun menghadiahi sebuah astra yang bernama "Brahmasirsa". 

Baca Juga: 5 Manfaat Wayang bagi Pengembangan Warisan Budaya Masyarakat Indonesia

Tak hanya itu saja, Arjuna juga pernah menjadi seorang brahmana di Goa Mintaraga dengan gelar Begawan Ciptaning. 

Dikisahkan bahwa Arjuna dijadikan sebagai kstaria oleh para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatkawaca, raja raksasa dari Manimantaka. 

Atas jasanya membinasakan Prabu Niwatkawaca, Arjuna diberi beberapa pusaka sakti, seperti:

- Gendewa, dari Bhatara Indra.

- Panah Ardadadali, dari Bhatara Kuwera.

- Panah Cundamanik, dari Bhatara Narada.

Arjuna dalam Perang Baratayudha

Dalam perang Bharatayudha, Arjuna bertarung dengan para ksatria hebat dari pihak Kurawa dan tidak sedikit membunuh mereka. 

Arjuna ini diketahui memiliki senjata panah pamungkas, yang bernama Pasopati, teman-teman. 

Panah Pasopati ini hampir saja ia gunakan untuk melawan saudara beda ayah, yaitu Karna, pada Perang Baratayudha.

Arjuna dan Karna sama-sama pemanah yang andal, tetapi mereka saling melawan karena Karna berada di pihak lawan, yaitu Kurawa.

Di medan perang Kurusetra, Karna sempat terjatuh dan bisa saja menjadi sasaran empuk bagi Arjuna.

Baca Juga: Apa Itu Dalang? Profesi Menarik di Dunia Seni Wayang

Akan tetapi, Arjuna memilih untuk tidak memanah Karna, sebab ia paham bahwa Baratayudha bukanlah perang tanpa aturan.

Meski begitu, setelah pergolakan batin yang cukup lama, Arjuna pun melepaskan pasopati dan tepat mengenai leher Karna. 

Ini menyebabkan Karna gugur. Dalam dunia pewayangan, pertempuran dua bersaudara itu dikenal dengan lakon Karna Tandhing.

Watak pada Wayang Kulit Arjuna

Dikisahkan bahwa Arjuna merupakan tokoh wayang berwatak cerdik, sopan, teliti, pandai, pendiam, bijaksana, dan melindungi yang lemah.

Bahkan, Arjuna ini diketahui juga mengenakan pakaian yang melambangkan kesabaran, teman-teman. 

Dalam kisah pewayangan, Arjuna kerap kali digambarkan sebagai laki-laki sempurna, berwajah rupawan dan berhati mulia.

O iya, diceritakan Arjuna bersama keempat saudaranya meninggal dalam keadaan sempurna atau disebut dengan istilah moksa. 

Hingga kini, tokoh Wayang Kulit Arjuna ini populer di Indonesia, terutama di daerah Jawa, Bali, Madura, dan Lombok.

Tokoh Arjuna juga didapatkan dalam beberapa relief candi di Pulau Jawa seperti Candi Surowono. 

Nah, itulah penjelasan lengkap terkait wayang kulit Arjuna. Semoga bisa menjawab rasa penasaran teman-teman, ya.  

Baca Juga: Langkah-Langkah Pembuatan Model Sederhana Alat Gerak Manusia Berupa Wayang

----

Kuis!

Siapakah nama orang tua dari Arjuna?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.