Sejarah Kerajaan Aceh Darussalam sebagai Benteng Tangguh Islam di Nusantara, Materi IPS

By Fransiska Viola Gina, Senin, 14 November 2022 | 07:02 WIB
Masjid sebagai peninggalan dari Kerajaan Aceh Darussalam. (PIXABAY/saifulmulia)

Bersikap waspada terhadap negara Barat, menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar, hingga menjalankan dakwah Islam ke seluruh Nusantara.

Regenerasi pemimpin untuk Kerajaan Aceh terus berlanjut, mulai dari putra Ali Mughayat Syah yaitu Salahuddin sampai Sultan Iskandar Muda.

Puncak Kejayaan Kerajaan Aceh

Setelah Sultan Iskandar Muda naik takhta, Kesultanan Aceh mengalami perkembangan pesat hingga mencapai puncak kejayaannya. 

Di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan yang besar.

Saat itu, Sultan Iskandar Muda menolak keras bentuk kerja sama yang ditawarkan karena paham pihak asing hanya akan memanfaatkannya. 

Sejumlah tawaran kerja sama mulai dari Inggris, Portugis hingga Belanda tidak ada satupun yang diizinkan.  

Kerajaan Aceh juga berhasil menguasai perdagangan bahkan menjadi bandar transit yang menghubungkan dengan pedagang Islam di Barat. 

Sultan Iskandar Muda meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya. 

Hal ini dilakukannya supaya bisa menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada. 

Tak hanya itu saja, Kerajaan Aceh juga memiliki kekuasaan yang sangat luas, meliputi daerah Aru, Pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri. 

Baca Juga: Cari Jawaban IPS, Mengapa Benteng Fort Rotterdam Didirikan di Dekat Pantai?