7 Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang, Materi IPS

By Niken Bestari, Jumat, 13 Januari 2023 | 14:30 WIB
Apa saja bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap pendudukan Jepang? (Freepik)

Latar belakang perlawan Cot Plieng adalah tentara Jepang menyuruh rakyat Aceh untuk melakukan seikerei, yaitu penghormatan kepada kaisar Jepang dengan membungkukkan badan ke arah Tokyo. Hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam karena tidak boleh menyembah sesuatu selain Tuhan.

Akhirnya, Pasukan Jepang melakukan penghinaan terhadap umat Islam Aceh dengan membakar masjid dan membunuh jamaah yang sedang salat subuh.

Puncak peristiwa tersebut terjadi pada 10 November 1942 dan Tengku Abdul Jalil tewas dalam pertempuran tersebut pada tanggal 13 November 1942.

2. Perlawanan Gerakan Koreri di Biak

Perlawan kedua rakyat Indonesia pada Jepang pada 1943 terjadi di Biak, Papua. Perlawan ini dilakukan oleh gerakan Koreri. Tokoh perlawanan ini adalah L. Rumkorem.

Latar belakang perlawanan rakyat terhadap Jepang adalah perlakuan semena-mena Jepang pada rakyat.

Gerakan Koreri dilakukan secara gerilya. Rakyat Papua tetap gigih melawan, hingga akhirnya Jepang kewalahan dan pergi dari Biak. Biak menjadi daerah pertama yang bebas dan merdeka di Indonesia dari penjajahan Jepang.

3. Perlawanan Singaparna

Pada awal 1944, terjadi perlawanan rakyat Singaparna, Tasikmalaya, terhadap pendudukan Jepang. Tokoh perlawanannya adalah K.H. Zaenal Mustafa dari pesantren Sukamanah.

Latar belakang perlawanan itu berawal dari pemaksaan Jepang kepada santri-santri pesantren Sukamanah untuk melakukan sikeirei, sehingga pada Februari 1944, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap Jepang.

Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustafa dan para santri setelah selesai salat Jumat. Mereka dibawa tentara Jepang ke Tasikmalaya, kemudian ke Jakarta untuk dihukum mati.

Baca Juga: Tujuan Sebenarnya Jepang Membentuk BPUPKI untuk Indonesia, Materi PPKn