Belanda lalu menangkap Pata Alam karena curiga ia bersekongkol dengan Nuku. Rakyat Tidore pun dihukum dengan kejam.
Setelah peristiwa itu, Belanda pun akhirnya mengangkat Pangeran Kamaluddin sebagai pengganti Pata Alam.
Sementara itu, Nuku memperkuat dukungan dengan menjalin komunikasi kepada para raja di Tidore, Maba, Weda, dan Patani.
Pasang surut mewarnai perjuangan Nuku. Ia harus berpindah-pindah tempat. Namun, Ternate dan Tidore selalu gagal menundukan Nuku.
Pengaruh Nuku mulai merosot pada pertengahan 1790 ketika banyak wilayah justru bersumpah setia kepada Belanda dan Ternate.
Bagaimana Relasi Persatuan Maluku dan Papua pada Masa Sultan Nuku?
Akhirnya, Nuku memperoleh pengakuan resmi dan diangkat sebagai Sultan Tidore setelah melalui perjuangan panjang dan kegigihan.
Nuku memerintah sampai 14 November 1805 dan meninggal sebagai Sultan Kerajaan Tidore, teman-teman.
Selama menjadi Sultan tidore, dalam pertempuran, Sultan nuku selalu menang melawan Belanda.
Hal ini karena tekadnya yang kuat untuk mengusir penjajah yang mengganggu rakyat Maluku dan Papua.
Sultan Nuku pun membangun relasi dan bersatu dengan para raja di Papua untuk melawan penjajah yang menyerang.
Baca Juga: Mengenal Suku Bali Aga, Masyarakat yang Mendapat Pengaruh dari Isolasi Geografis, Materi IPS