Dengan begitu, masyarakat kota akan mencari sumber air, baik air yang bersumber dari air sungai maupun air tanah.
Kualitas air sungai di perkotaan cenderung kotor, tercemar, dan tidak layak minum. Hal ini membuat penduduk memilih menggunakan air tanah.
Padahal, penggunaan air tanah yang masif atau dalam skala besar ini bisa memunculkan masalah baru, yakni permukaan tanah jadi turun.
Hal ini dikarenakan jumlah air tanah yang berkurang. Permukaan tanah yang turun bisa memperbesar risiko terjadinya banjir.
4. Daerah Dekat Sungai
Penyebab banjir yang sering terjadi di kota-kota besar selanjutnya adalah letak daerah yang dekat dengan sungai.
Masyarakat di kota-kota besar banyak yang tinggal di daerah dekat sungai karena harga pemukimannya jauh lebih murah.
Tempat tinggal di daerah aliran sungai (DAS) memang memiliki harga yang lebih murah, namun memiliki risiko tinggi terkena banjir.
Ketika terjadi hujan deras, air sungai akan berpotensi melupa ke pemukiman penduduk. Tak hanya banjir, risiko longsor pun mungkin terjadi.
Di Jakarta terdapat beberapa sungai yang langgangan banjir, seperti Kali Ciliwung, Kali Pesanggrahan, Kali Krukut, dan Kali Angke.
5. Membuang Sampah Sembarangan
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengatasi Saluran Drainase yang Tidak Berfungsi Baik dan Menyebabkan Banjir?