Adanya dua kekuatan ini menyebabkan terjadinya Perang Dingin (Cold War) di antara kedua blok itu.
Indonesia sejak awal memiliki peran sentral dalam pembentukan Gerakan Non Blok (GNB), gerakan yang tidak memihak blok tertentu dalam membangun kerja sama.
Menurut kemlu.go.id, GNB menjadi forum Indonesia untuk terus menyuarakan semangat multilateralisme dan penghormatan terhadap prinsip hukum internasional.
Indonesia juga turut aktif mendorong GNB untuk memberi perhatian khusus pada isu Palestina, agar kembali menggulirkan proses perdamaian dunia.
4. Konferensi Asia Afrika
Berakhirnya Perang Dunia II menjadi latar belakang terbentuknya konferensi internasional yang diikuti oleh negara-negara di kawasan Asia Afrika.
Pasalnya, sebagian besar negara-negara di kawasan Asia dan Afrika merupakan negara bekas jajahan, yang setelah merdeka pun masih diterpa masalah sisa penjajahan.
Pada tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala mengundang perdana menteri Birma, India, Indonesia, dan Pakistan untuk mengadakan pertemuan Konferensi Kolombo.
Pada pertemuan tersebut, Ir. Soekarno menekankan kepada Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika merupakan cita-cita bersama selama hampir 30 tahun untuk membangun solidaritas Asia Afrika melalui pergerakan nasional melawan penjajahan.
Konferensi Asia Afrika akhirnya dilaksanakan di Bandung pada 18-24 April 1955.
Baca Juga: 5 Contoh Kesenian Tradisional Indonesia dan Penjelasannya, Materi PPKn