Kebebasan di alam liar juga meningkatkan kesehatan mental satwa, karena mereka tidak merasa terkungkung di dalam ruangan sempit.
Ketika satwa dilindungi dipelihara di rumah, di kandang, atau di tempat yang tidak alami, mereka akan merasa tidak bebas.
Akibatnya, mereka tidak dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun alam, dan tidak dapat mengembangkan kemampuan fisiknya.
Jadi, memelihara satwa dilindungi secara pribadi tidak termasuk upaya pelestarian, ya, teman-teman.
3. Tidak Aman untuk Manusia
Bukan hanya meningkatkan risiko penyakit pada satwa, memelihara satwa dilindungi juga meningkatkan risiko penularan penyakit pada manusia.
World Health Organizations sepakat bahwa asal mula pandemi manusia di masa depan kemungkinan besar bersifat zoonosis, yang muncul karena satwa liar.
Bahkan, menurut penelitian, 75% dari penyakit menular yang baru muncul beberapa dekade terakhir berasal dari satwa liar.
Hal ini dapat terjadi karena ada interaksi antara manusia dan satwa liar, baik yang dilindungi maupun tidak dilindungi.
Di alam liar, satwa dapat berinteraksi dengan satwa lain yang kondisi kesehatannya tidak dapat diketahui.
Bisa jadi, satwa liar memakan satwa lain yang sudah terkena virus penyakit, sehingga penularan dapat terjadi.
Baca Juga: Bukan Pejantan, Inilah 5 Kelompok Hewan yang Ternyata Dipimpin oleh Betina