Mengenal Perang Saudara di Majapahit, Penyebab hingga Dampak yang Ditimbulkan

By Amirul Nisa, Rabu, 5 April 2023 | 08:15 WIB
Candi Bajang Ratu merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit. (Crative Commons/Anandajoti Bhikkhu)

Rajadewi merupakan bibi dari Raja Hayam Wuruk yang membuat Wijayarajasa berambisi untuk menjadi raja Majapahit menggantikan Hayam Wuruk.

Selama menjadi raja, Hayam Wuruk memiliki putra dari selirnya yang bernama Bhre Wirabhumi yang kemudian dinikahkan dengan Nagarawardhani, cucu dari Rajadewi.

Setelah Wijayarajasa wafat, Bhre Wirabhumi diangkat menjadi raja di istana timur.

Sedangkan wilayah istana barat diberikan kepada menantu Hayam Wuruk yaitu Wikramawardhana untuk dipimpinnya.

Dua istana tersebut mulai bergejolak saat Bhre Wirabhumi mengangkat istrinya Nagarawardhani menjadi Bhre (Adipati) Lasem.

Mengetahui hal itu, Wikramawardhana juga ikut mengangkat istrinya, Kusumawardhani, menjadi Bhre Lasem.

Namun, pada tahun 1400 Nagarawardhani dan Wikramawardhana meninggal.

Tidak lama setelah itu Wikramawardhana segera mengangkat menantunya, yaitu istri Bhre Tumapel sebagai Bhre Lasem menggantikan sang istri yang wafat.

Sejak saat itu, pertengkaran antara istana timur dan barat menjadi semakin sengit.

Hingga akhirnya Perang Paregreg terjadi pada tahun 1404.

Proses Terjadinya Perang Paregreg

Perang saudara di Majapahit ini dikenal dengan nama Paregreg yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti terjadi dalam beberapa tahap dengan tempo yang lambat.

Baca Juga: Mengapa Kutai Menjadi Kerajaan Tertua dan Majapahit Menjadi Kerajaan Terakhir?