Dongeng Anak: Pelukis yang Tak Bisa Melukis #MendongenguntukCerdas

By Sarah Nafisah, Selasa, 18 April 2023 | 20:00 WIB
Dongeng Anak: Pelukis yang Tak Bisa Melukis
Dongeng Anak: Pelukis yang Tak Bisa Melukis (@sketchify via Canva)

Vince masih bingung, dia tak ingat apa-apa. Beberapa orang datang menjenguk, tetapi Vince sama sekali tak mengenal mereka. Ada pengusaha, pejabat, walikota, gubernur sampai menteri kerajaan. Semua membicarakan pameran lukisan. Vince semakin bingung dan tidak bisa mengingat apa-apa. Dokter bilang ia terkena amnesia akibat benturan keras di kepalanya.

Saat akhirnya Vince bisa bangun dari tempat tidurnya, tak sengaja pandangannya tertumbuk pada sebuah foto di atas meja. Tampak seorang pemuda yang mirip dirinya sedang memegang kuas. Di hadapannya terbentang sebuah kanvas.

“Wah, gagah sekali aku. Seperti seorang pelukis hebat!” Ups, tiba-tiba dia teringat percakapan orang-orang yang datang menjenguknya. Mereka selalu membicarakan lukisan. Vince memandang ke sekeliling kamar. Lukisan tergantung di mana-mana. Jangan-jangaaan… aku seorang pelukis! Tebak Vince dalam hati.

Dengan jantung berdebar-debar, Vince mengambil secarik kertas dan sebatang pena. Ia coba mencoret-coret sesuatu di atas kertas itu. Tetapi coretan-coretan itu sama sekali tak bermakna. Tak ada bentuknya. Vince putus asa.

“Kalau aku seorang pelukis, kenapa aku tak bisa melukis?” Vince bertanya-tanya.

Vince membuka lemari pakaiannya. Dia sibuk mencari barang-barang yang dapat mengingatkannya akan jati dirinya. Vince membuka laci meja dan menemukan buku harian! Ia mulai membaca buku itu.

21 Januari 1903

Inilah pameran lukisanku yang pertama. Pembukaannya dihadiri beberapa tamu penting di negeri ini. Mereka orang-orang terkenal dan kaya. Mereka memesan lukisanku sampai ludes tak tersisa. Aku memang pelukis yang hebat. Aku pelukis berbakat!

Tadi kulihat Ron datang ke pameran lukisanku. Dia mengucapkan selamat. Ah, tentu Ron hanya pura-pura. Dia pasti iri dengan keberhasilanku. Meski pun Ron pandai melukis sepertiku, tapi dia tak pernah sesukses aku.

Vince terus membaca buku harian itu dari awal sampai selesai. Ternyata Ron adalah adik kandungnya. Namun, ia selalu menganggap Ron sebagai saingannya, bukan sebagai saudaranya.

Ron tinggal di desa. Sedangkan Vince yang kaya raya karena hasil penjualan lukisannya hidup di kota. Sudah bertahun-tahun lamanya Vince tidak pulang ke desa. Tiba-tiba Vince penasaran. Kenapa dia membenci Ron?

Baca Juga: Dongeng Anak: Hadiah yang Sederhana #MendongenguntukCerdas