Pipiyot kemudian berjalan menuju ke pintu depan, membukakan pintu dengan keras, sambil memasang wajah sebal.
"Mau apa, sih, kamu datang ke rumahku? Eeuh, pasti mau pamer lagi, ya?" ujar Pipiyot.
"Iih, Pipiyot, jangan berpikir jelek dulu. Aku, kan, kangen padamu," jawab Rapipi dengan centil.
"Ah, aku tahu sekarang. Kamu ke sini memang untuk minta makan, kan?" Pipiyot menyahutinya.
"Hihihi, lapar dan kangen juga sama, Pipiyot baik," kata Rapipi sambil cekikikan.
"Heuh, aku tidak punya banyak makanan. Aku cuma punya ini," Pipiyot menunjuk sebuah piring dengan beberapa potong kue di atasnya.
"Wah, terima kasih. Ayo kita makan bersama! Selamat makan," Rapipi mendekati meja makan sambil terus tersenyum.
Kemudian, Pipiyot dan Rapipi makan bersama di meja makan. Di sela-sela waktu makan..
"Wah, tidak kusangka. Masakanmu enak juga, Pipiyot," puji Rapipi.
"Hihihi, aku memang chef terhebat, mengalahkan Pak Dobleh si koki istana itu," jawab Pipiyot sombong. Setelah mengatakannya, Pipiyot kemudian bersendawa keras.
"Iih, Pipiyot, sendawamu keras sekali, sih. Tidak sopan, tahu!" kata Rapipi setelah mendengar sendawa Pipiyot.
Baca Juga: Dongeng Petualangan Oki dan Nirmala: Buah Ajaib Penawar Racun