Warna yang dihasilkan biasanya jingga atau kemerahan, karena panjang gelombang warna merah dapat melewati atmosfer Bumi.
Sehingga, semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi selama gerhana, maka semakin merah pula penampakan Bulan.
Ini terjadi karena debu dapat menyerap lebih banyak cahaya yang disaring, dengan demikian debu memperdalam warna gerhana bulan.
Dalam pengamatan astronomi, gerhana bulan terjadi kira-kira sebanyak tiga kali selama satu tahun.
Nah, sekitar 29 persen dari seluruh gerhana bulan yang terjadi selama setahun termasuk jenis fenomena gerhana bulan total.
2. Gerhana Bulan Sebagian
Gerhana bulan sebagian yang juga disebut gerhana bulan parsial adalah kondisi ketika cahaya matahari hanya melewati sebagian umbra Bumi.
Selama terjadinya fenomena ini, hanya sebagian bulan yang memasuki bayangan Bumi.
Penyebab terjadinya gerhana bulan sebagian yaitu Matahari, Bumi, dan Bulan tidak membentuk garis lurus di angkasa.
Ketika ini terjadi, sebagian permukaan Bulan akan ditutupi oleh bagian tengah bayangan Bumi yang paling gelap.
Bayangan Bumi akan tampak gelap pada sisi bulan yang menghadap Bumi, sehingga ini terlihat seperti bulan sedang 'digigit'.
Menurut penelitian, pada tahun 2023, kita dapat menyaksikan gerhana bulan sebagian pada 28 Oktober, di Amerika, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia.
Baca Juga: Disebut Lapisan Paling Panas, Berapa Suhu di Lapisan Inti Bumi?