Waktu perubahan warna akan berbeda sesuai dengan seberapa besar luka memar tersebut.
Perubahan warna pada luka memar terjadi karena adanya reaksi biokimia di dalam tubuh.
Saat terjadi trauma atau benturan, pembuluh darah di area tersebut akan pecah dan mengeluarkan darah ke dalam jaringan tubuh.
Darah yang bocor ke jaringan tubuh tersebut kemudian diproses oleh sistem kekebalan tubuh kita.
Sel darah putih, atau leukosit, yang terkandung di dalam darah memakan sel-sel yang rusak atau mati.
Bahkan sel darah putih juga membersihkan jaringan tubuh dari benda asing.
Sel darah putih yang memakan sel-sel yang rusak atau mati kemudian membuangnya ke dalam sistem limfatik.
Hal itu memicu terjadinya pelepasan senyawa kimia tertentu yang disebut sitokin ke dalam darah.
Sitokin ini kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan memicu peradangan di area yang terluka.
Peradangan ini memicu pelepasan lebih banyak sel darah putih ke area luka memar.
Sehingga semakin banyak sel darah putih yang membantu membersihkan jaringan tubuh yang rusak.
Baca Juga: 5 Bahan Alami untuk Obati Luka Luar, dari Lidah Buaya hingga Madu