Mereka juga enggan proses proklamasi dilakukan lewat PPKI karena dianggap sebagai badan buatan pemerintah Jepang.
Bagi golongan muda, golongan tua dianggap terlalu lamban dan sengaja mengulur-ulur waktu proklamasi kemerdekaan.
Akibat dari Perbedaan Pendapat
Meskipun sudah didesak oleh golongan muda, golongan tua tetap menolak memproklamasikan kemerdekaan segera.
Mendengar hal itu, golongan muda mengadakan rapat dan diputuskan agar Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok.
Akhirnya pada tanggal 16 Agustus, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok untuk dijauhkan dari pengaruh Jepang.
Sesampainya di sana, Soekarno dan Hatta pun kembali didesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Dilansir dari Kompas.com, Soekarno pun mengaku bersedia memproklamasikan kemerdekaan setelah kembali ke Jakarta.
Dalam hal tempat, golongan tua dan muda sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta.
Ketegangan itu berakhir ketika Achmad Soebarjo menjemput Soekarno-Hatta dan menjamin proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Kesimpulannya, golongan tua dan golongan muda memiliki perbedaan terkait pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.
Nah, itulah penjelasan tentang perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: Apa Perbedaan Panitia Kecil dan Panitia Sembilan? Ini Penjelasannya