Selain itu, ada perubahan suhu di sekitar gunung api, seperti meningkatnya suhu di area fumarola atau sumber air panas.
Kalau begitu, gunung api aktif tidak bisa mempertahankan salju di bagian puncaknya, teman-teman.
Menurut penelitian ilmuwan, diperkirakan letusan di Gunung Kilimanjaro terakhir kali terjadi pada 360.000 tahun lalu.
Letusan yang sudah sangat lama ini membuat puncak Gunung Kilimanjaro yang disebut Kibo, tidak aktif lagi.
Pantas saja, di bagian puncak Gunung Kilimanjaro terdapat hamparan salju.
Meskipun terletak di dekat khatulistiwa, Gunung Kilimanjaro memiliki puncak tertutup salju sepanjang tahun.
Ini adalah fenomena yang unik karena suhu di puncaknya sangat rendah, sehingga salju dapat bertahan di sana meskipun berada di wilayah tropis.
Akan tetapi, akibat adanya pemanasan global, ilmuwan memperingatkan bahwa salju di puncak Gunung Kilimanjaro akan hilang dalam 20 tahun ke depan.
Fenomena Alam di Gunung Kilimanjaro
Selain adanya salju, fenomena alam yang terjadi di Gunung Kilimanjaro masih beragam, lo.
Salah satu keunikan Gunung Kilimanjaro yaitu menampilkan lima zona ekologi yang berbeda sepanjang rutenya.
Mulai dari hutan hujan tropis di kaki gunung, kemudian berubah menjadi hutan bambu, hutan kenari, padang rumput alpine, dan akhirnya zona es di puncaknya.
Baca Juga: Fenomena Alam Unik Danau Motif Polkadot di Kanada, Bagaimana Terbentuknya?