Dampak Letusan Gunung Tambora
Diketahui, letusan Tambora telah melepaskan energi sekitar 800 megaton TNT, lebih besar dari semua bom nuklir yang pernah digunakan.
Letusan ini bahkan dianggap sebagai letusan gunung berapi terbesar dalam 10.000 tahun terakhir sebelumnya.
Gunung Tambora melepaskan banyak material vulkanik, abu, batu pijar, dan gas belerang dioksida ke atmosfer.
Akibat fenomena alam ini, hujan abu vulkanik dan batu pijar menyebar luas di pulau-pulau sekitarnya, yang kehancuran dan bencana bagi masyarakat setempat.
Namun, dampaknya tidak hanya terbatas pada wilayah sekitarnya. Ini juga berdampak bagi dunia.
Debu dan partikel yang mengudara ke atmosfer menyebabkan penurunan suhu global di seluruh dunia.
Tahun 1816 dikenal sebagai "Tahun Tanpa Musim Panas" atau "Tahun Tanpa Musim Panas" karena suhu yang sangat rendah di banyak wilayah di seluruh belahan bumi utara.
Penurunan suhu ini tentu saja menyebabkan gangguan pada pertanian di banyak wilayah di belahan bumi utara.
Musim panas yang singkat dan musim tanam yang terganggu memicu terjadinya kegagalan panen dan kelaparan massal di beberapa bagian Eropa, Amerika Utara, dan Asia.
Gunung Tambora Sekarang
Akibat letusan ratusan tahun lalu, Gunung Tambora menjadi terkenal di seluruh dunia.
Saat ini, Gunung Tambora sudah menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun internasional.
Baca Juga: Mengenal Fenomena Alam Sungai Bawah Laut, Bagaimana Terbentuknya?