Setiap tahun, Bumi melintasi jalur orbit komet ini dan partikel debu yang ditinggalkannya bertabrakan dengan atmosfer Bumi.
Pada saat masih berada di angkasa, meteor Perseid disebut meteoroid.
Meteoroid Perseid bergerak dengan kecepatan 133.200 mil per jam atau 214.365 kilometer per jam.
Sebagian besar meteoroid Perseid berukuran kecil, seukuran pasir. Jadi, hampir tidak ada pecahan yang jatuh ke tanah.
Meteor Perseid seringkali tampak berwarna putih atau kebiruan, karena ionisasi gas di atmosfer saat meteor terbakar.
Meski berukuran kecil dan tidak merah, Perseid merupakan benda langit yang sangat panas.
Pasalnya, suhunya mencapai 3.000 derajat Fahrenheit atau 1.650 derajat Celcius. Ini disebabkan oleh setiap pecahannya bisa memanaskan udara di sekitar.
Penyebab Hujan Meteor Perseid
Hujan Meteor Perseid disebabkan oleh tabrakan partikel debu dan komet dengan atmosfer Bumi. Ini terjadi ketika Bumi melintasi jalur orbit komet Swift-Tuttle.
Komet Swift-Tuttle adalah objek terbesar yang diketahui berulang kali melewati Bumi.
Lebar komet ini mencapai 26 kilometer, ditemukan pertama kali secara terpisah oleh dua astronom, yakni Lewis Swift dan Horace Tuttle.
Baca Juga: Apakah di Planet Lain Ada Hujan Air seperti di Bumi? Ini Faktanya