Bagaimana Proses Terjadinya Fenomena Alam Kabut di Wilayah Lembah?

By Grace Eirin, Jumat, 4 Agustus 2023 | 17:00 WIB
Bukan hanya dataran tinggi, lembah juga bisa mengalami fenomena alam kabut. (Zetong Li/Unsplash)

Awan berada di ketinggian 19 kilometer di atas laut, atau serendah 12 meter di atas tanah.

Sedangkan kabut terbentuk karena pendinginan udara tanah yang mengubah uap menjadi es atau air cair, yang berada di permukaan tanah, tidak lebih tinggi dari 50 meter di atas tanah. 

Kabut tidak bisa disebut awan karena kabut bukan bagian dari siklus air, sehingga tidak akan kembali atau terserap ke tanah. 

Terbentuknya Kabut di Lembah

Lembah cenderung berada di antara pegunungan atau dataran yang lebih tinggi di sekelilingnya. Ketika malam hari, tanah di lembah cepat mendingin karena hilangnya panas radiasi.

Sementara itu, udara yang lebih hangat dari dataran sekitar masih berada di atasnya.

Akibatnya, udara hangat mengandung uap air akan bergerak ke bawah ke lembah, dan saat mencapai suhu yang lebih dingin, uap air ini mengembun dan membentuk kabut.

Lembah juga memiliki kelembapan yang tinggi, yang merupakan faktor penting dalam pembentukan kabut.

Kelembapan dapat dipengaruhi oleh dekatnya sumber air, seperti sungai atau danau, serta vegetasi yang banyak.

Kelembapan inilah yang berkontribusi pada jumlah uap air yang tersedia untuk membentuk kabut.

Kabut yang berada di lembah berkembang ketika pegunungan atau perbukitan mencegah udara padat keluar, sehingga kabut akan terperangkap. 

Kabut di lembah dapat menyebabkan masalah dalam hal transportasi dan navigasi karena mengurangi visibilitas.

Baca Juga: Fenomena Alam Unik di Gurun Atacama, Tanahnya Pernah Berubah Merah Muda