Bobo.id - Teman-teman, apa yang kamu ketahui tentang fenomena alam kabut?
Dilansir dari National Geographic, kabut muncul ketika uap air sedang mengalami proses kondensasi atau mengembun.
Kabut biasanya terjadi pada saat cuaca sangat lembap, karena harus ada banyak uap air di udara agar kabut terbentuk.
Umumnya, kabut terlihat di dataran tinggi, namun bisa juga terjadi di lembah.
Lembah adalah merupakan cekungan pada permukaan bumi yang dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan.
Nah, pada artikel ini, Bobo akan mengajak teman-teman memahami bagaimana proses terjadinya kabut di lembah.
Yuk, simak penjelasannya!
Mengenal Kabut dan Faktor Pembentuknya
Kabut adalah fenomena cuaca yang terjadi ketika uap air dalam udara mengembun dan membentuk tetesan air kecil yang melayang-layang di sekitar permukaan bumi.
Menurut Eartheclipse, kabut bukanlah awan karena komponen pembentuknya yang berbeda.
Kabut merupakan aerosol terlihat yang terdiri dari kristal es kecil atau tetesan air yang terbentuk di dekat permukaan bumi.
Awan terbentuk dari uap yang berubah menjadi cair dan berbentuk partikel kecil yang mengalami kondensasi.
Baca Juga: Bulan Akan Melewati Bintang Antares pada Agustus Ini, Apa Pengaruhnya?
Awan berada di ketinggian 19 kilometer di atas laut, atau serendah 12 meter di atas tanah.
Sedangkan kabut terbentuk karena pendinginan udara tanah yang mengubah uap menjadi es atau air cair, yang berada di permukaan tanah, tidak lebih tinggi dari 50 meter di atas tanah.
Kabut tidak bisa disebut awan karena kabut bukan bagian dari siklus air, sehingga tidak akan kembali atau terserap ke tanah.
Terbentuknya Kabut di Lembah
Lembah cenderung berada di antara pegunungan atau dataran yang lebih tinggi di sekelilingnya. Ketika malam hari, tanah di lembah cepat mendingin karena hilangnya panas radiasi.
Sementara itu, udara yang lebih hangat dari dataran sekitar masih berada di atasnya.
Akibatnya, udara hangat mengandung uap air akan bergerak ke bawah ke lembah, dan saat mencapai suhu yang lebih dingin, uap air ini mengembun dan membentuk kabut.
Lembah juga memiliki kelembapan yang tinggi, yang merupakan faktor penting dalam pembentukan kabut.
Kelembapan dapat dipengaruhi oleh dekatnya sumber air, seperti sungai atau danau, serta vegetasi yang banyak.
Kelembapan inilah yang berkontribusi pada jumlah uap air yang tersedia untuk membentuk kabut.
Kabut yang berada di lembah berkembang ketika pegunungan atau perbukitan mencegah udara padat keluar, sehingga kabut akan terperangkap.
Kabut di lembah dapat menyebabkan masalah dalam hal transportasi dan navigasi karena mengurangi visibilitas.
Baca Juga: Fenomena Alam Unik di Gurun Atacama, Tanahnya Pernah Berubah Merah Muda
Fenomena ini juga dapat memengaruhi pertanian, terutama jika kabut berlangsung cukup lama dan berdampak pada tanaman.
Selain itu, kabut dapat membawa bakteri, virus, atau mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek, batuk, dan flu.
Fenomena kabut terperangkap di lembah pernah terjadi pada tahun 1930, tepatnya di Lembah Meuse, Belgia.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Apa perbedaan awan dan kabut? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023