Gerakan kepanduan itu ada yang berlandaskan pada kebangsaan, yakni Pandu Indonesia hingga Kepanduan Rakyat Indonesia.
Ada juga yang berlandaskan agama, seperti Pandu Ansor, Kepanduan Islam Indonesia, hingga Kepanduan Asas Katolik Indonesia.
Untuk menggalang kesatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepantuan Indonesia menyelenggarakan acara kemah.
Perkemahan Kepanduan Oemom (PERKINO) itu dilangsungkan di Yogyakarta pada 19-23 Juli di tahun 1941.
Perkembangan Setelah Kemerdekaan
Tak berhenti begitu saja, gerakan kepanduan di Indonesia terus berlanjut hingga setelah kemerdekaan Indonesia.
Bahkan, beberapa tokoh kepanduan kembali berkumpul untuk mengadakan kongres di Surakarta pada Desember 1945.
Kongres ini melahirkan Pandu Rakyat Indonesia (PRI) sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang diakui.
Namun, tahun-tahun berikutnya banyak organisasi kepanduan yang bermunculan. Hingga 1960, jumlahnya ada 100!
Akhirnya di awal tahun 1960, pemerintah Indonesia berupaya untuk memperbaiki organisasi kepramukaan di Indonesia.
Pada maret 1961, Presiden Soekarno menyatakan bahwa organisasi kepanduan Indonesia harus disempurnakan.
Sebagai tindak lanjut, Presiden Soekarno pun membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka, teman-teman.
Baca Juga: Diperingati 14 Agustus, Bagaimana Awal Mula Munculnya Hari Pramuka Nasional?