4. Erosi dan Ablasi
Seperti dijelaskan sebelumnya, erosi dan abrasi dari angin memegang peranan paling penting.
Erosi merupakan proses angin dan pasir mengikis batuan di permukaan gurun.
Sedangkan abrasi adalah proses pengangkutan pasir dan debu oleh angin.
Kedua proses ini terjadi secara berkelanjutan di Gurun Sahara dan telah berlangsung selama ribuan tahun.
Akibatnya, formasi alami yang aneh seperti Mata Sahara dapat terbentuk.
5. Perubahan Iklim dan Lingkungan
Perubahan iklim dan aktivitas manusia juga dapat memengaruhi penampilan Mata Sahara.
Peningkatan suhu global dan perubahan pola hujan juga mengubah karakteristik gurun ini.
Selain itu, aktivitas manusia seperti pertambangan dan penggundulan hutan juga dapat memengaruhi erosi dan ablasi di Gurun Sahara.
Dari penjelasan tersebut memang ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya fenomena alam Mata Sahara.
Tapi beberapa penjelasan itu dianggap belum cukup menjelaskan secara lengkap proses terbentuknya Mata Sahara.
Karena itu, hingga kini masih ada banyak peneliti yang masih melakukan pengamatan tentang kemunculan Mata Sahara.
Baca Juga: Kedalamannya Mencapai 220 Meter, Inilah Fenomena Alam Sungai Terdalam di Dunia