Bobo.id - Setelah virus Corona, masyarakat kembali dihebohkan dengan kemunculan virus baru bernama virus Nipah.
Bersumber dari Kompas.com, kehebohan virus Nipah diawali dari warga yang terjangkit di Kerala, India.
Sebenarnya, virus Nipah ini sudah ada sejak tahun 1999. Penyebabnya adalah infeksi cairan dari binatang.
Masyarakat yang bekerja sebagai peternak atau tinggal dekat hutan, punya potensi tinggi terkena Virus Nipah.
Meski penyebarannya tidak semasif virus Corona, namun patut diwaspadai karena tingkat kematiannya tinggi.
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan, tingkat kematian akibat virus Nipah berkisar antara 40-75 persen. Tinggi, ya!
Penyebaran Virus Nipah
Seperti sudah Bobo sebutkan sebelumnya, virus Nipah dapat menyebar dan menular dari hewan ke manusia.
Meski begitu, tidak semua hewan bisa menularkan. Virus ini dianggap paling sering menginfeksi babi dan kelelawar.
Ketika hewan itu sakit dan ada manusia yang melakukan kontak langsung, maka ia bisa tertular virus Nipah.
Tak hanya itu, penyebaran virus Nipah juga bisa dilakukan karena manusia mengonsumsi buah-buahan.
Produk buah-buahan itu sudah terkontaminasi urine maupun air liur kelelawar buah sehingga bisa tertular virus Nipah.
Baca Juga: Jadi Virus Mematikan yang Banyak Menyerang Bayi, Apa Itu Echovirus-11?