Bahkan orang-orang yang tidak memiliki kebun dipaksa bekerja di kebun pemerintah dengan gaji yang kecil namun beban kerja berat.
Sistem ini menyebabkan tanaman pangan berkurang dan kelaparan terjadi di banyak tempat.
Setelah kekurangan makan, masalah lain yang muncul adalah wabah penyakit.
Berbagai hal buruk itu kemudian diketahui oleh Pieter Brooshooft yang saat itu sedang berkeliling di wilayah Jawa.
Ia mendokumentasikan semua peristiwa buruk yang dialami rakyat pribumi Hindia Belanda saat itu.
Hasil dokumentasinya pun menyebar ke banyak orang di Belanda dan menimbulkan banyak kecaman.
Salah satu tokoh di Belanda, yaitu Van Deventer pun juga mengeluarkan majalah De Gids dengan judul Eeu Ereschuld atau Hutang Budi.
Majalah itu berisi tentang perjuangan rakyat Indonesia yang bekerja dengan hasil yang dinikmati rakyat Belanda.
Ramainya majalah tersebut membuat Ratu Wilhelmina mengeluarkan kebijakan baru yang disebut sebagai Politik Etis
Lalu Apa Dampak dari Politik Etis?
Politik Etis tentu dilakukan sebagai bentuk balas budi dari Belanda pada Indonesia saat itu.
Pada sistem tersebut ada tiga hal yang ditekankan yaitu pendidikan, irigasi atau pertanian, dan transmigrasi atau pemerataan penduduk.
Baca Juga: 5 Dampak Negatif Pelaksanaan Cultuurstelsel bagi Petani Indonesia