Apa Itu Politik Etis pada Masa Pemerintahan Kolonial Belanda? Materi PPKn

By Amirul Nisa, Kamis, 5 Oktober 2023 | 12:00 WIB
Sekolah Kartini yang dibuat pada masa penjajahan Belanda. (Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen)

Bobo.id - Pada masa pemerintahan kolonial Belanda ada banyak sistem yang diterapkan.

Salah satu sistem yang cukup terkenal adalah Politik Etis atau Politik Balas Budi.

Sistem atau kebijakan ini berisi banyak program penyejahteraan masyarakat yang sudah dijajah cukup lama.

Kebijakan ini juga dikenal sebagai istilah Trias van Devender yang terdiri dari tiga bagian penting yaitu edukasi, irigasi, dan transmigrasi.

Lalu bagaimana kebijakan ini muncul? Apa dampaknya pada masyarakat Indonesia pada saat itu?

Untuk menjawab pertanyaan itu, mari simak penjelasan berikut tentang Politik Etis.

Politik Etis

Politik Etis tentu tidak muncul dengan begitu saja, ada sistem atau kebijakan sebelumnya yang menjadi penyebab kemunculannya.

Sebelum Politik Etis muncul, pemerintah kolonial Belanda menerapkan sistem tanam paksa atau cultuurstelsel.

Sistem ini memberikan banyak dampak buruk hingga kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.

Aturan yang diterapkan oleh Jenderal Johannes Van Den Boscht pada tahun 1830, berlangsung dengan buruk hingga menyebabkan kelaparan.

Sistem tanam paksa yang diterapkan membuat rakyat bekerja keras untuk menanam banyak tanaman komoditas ekspor dengan keuntungan kecil.

Baca Juga: Jadi Aturan Belanda yang Merugikan, Apa Tujuan Adanya Sistem Tanam Paksa?

Bahkan orang-orang yang tidak memiliki kebun dipaksa bekerja di kebun pemerintah dengan gaji yang kecil namun beban kerja berat.

Sistem ini menyebabkan tanaman pangan berkurang dan kelaparan terjadi di banyak tempat.

Setelah kekurangan makan, masalah lain yang muncul adalah wabah penyakit.

Berbagai hal buruk itu kemudian diketahui oleh Pieter Brooshooft yang saat itu sedang berkeliling di wilayah Jawa.

Ia mendokumentasikan semua peristiwa buruk yang dialami rakyat pribumi Hindia Belanda saat itu.

Hasil dokumentasinya pun menyebar ke banyak orang di Belanda dan menimbulkan banyak kecaman.

Salah satu tokoh di Belanda, yaitu Van Deventer pun juga mengeluarkan majalah De Gids dengan judul Eeu Ereschuld atau Hutang Budi.

Majalah itu berisi tentang perjuangan rakyat Indonesia yang bekerja dengan hasil yang dinikmati rakyat Belanda.

Ramainya majalah tersebut membuat Ratu Wilhelmina mengeluarkan kebijakan baru yang disebut sebagai Politik Etis

Lalu Apa Dampak dari Politik Etis?

Politik Etis tentu dilakukan sebagai bentuk balas budi dari Belanda pada Indonesia saat itu.

Pada sistem tersebut ada tiga hal yang ditekankan yaitu pendidikan, irigasi atau pertanian, dan transmigrasi atau pemerataan penduduk.

Baca Juga: 5 Dampak Negatif Pelaksanaan Cultuurstelsel bagi Petani Indonesia

Tapi ternyata, Politik Etis tidak berjalan seperti yang diharapkan. Ada beberapa dampak baik dan buruk yang terjadi.

1. Dampak Buruk Politik Etis

Politik Etis yang dijalankan pemerintahan kolonial Belanda ternyata tidak dijalankan dengan sungguh-sungguh, hingga terjadi banyak pelanggaran terkait sistem tersebut.

Pertama, pemerintah Belanda tidak memberikan perlindungan atau bantuan dengan sungguh-sungguh.

Selain itu, irigasi yang dibangun ternyata lebih banyak digunakan oleh perkebunan yang sudah mendapatkan hak utama.

Bahkan pengajaran yang dilakukan hanya sampai pada tingkat rendah saja.

Karena itu, hasil dari sistem yang diterapkan tidak sepenuhnya memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Meski begitu masih ada beberapa dampak positif dari adanya sistem Politik Etis.

2. Dampak Baik Politik Etis

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, ada tiga poin penting dalam Politik Etis, yaitu edukasi, irigasi, dan transmigrasi.

Meski tidak berjalan sesuai harapan, namun sistem itu membuat ada beberapa kalangan mendapatkan pendidikan.

Sehingga rakyat mulai menjadi kalangan berpendidikan yang membuat masyarakat semakin ingin merdeka.

Walau tidak bisa digunakan dengan bebas, tapi saluran irigasi mulai dibangun di banyak tempat untuk pertanian dan perkebunan di wilayah tersebut.

Baca Juga: 3 Penyebab Kegagalan Kerajaan Mataram dalam Melawan VOC, Materi Sejarah

Perpindahan penduduk atau transmigrasi juga terjadi beberapa kali dan membuat penduduk lebih merata di beberapa tempat.

Sehingga dari Politik Etis ini, muncul masyarakat baru yang terdidik dan membuat masyarakat lainnya menyadari akan pentingnya pendidikan.

Nah, hal itu yang kemudian membuat banyak perkumpulan atau organisasi seperti Boedi Oetomo, Indiche Partji, hingga Sarekat Islam muncul.

Berbagai organisasi itu tidak hanya bergerak dalam dunia pendidikan tapi juga perlahan membangkitkan semangat untuk merdeka bersama.

Itu penjelasan tentang Politik Etis yang merupakan cara pemerintah kolonial Belanda membalas budi.

(Foto: Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen)

----

Kuis!

Siapa yang mengeluarkan aturan sistem tanam paksa?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. 

Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023