Ini terjadi karena partikel berenergi dari matahari menabrak bumi, kemudian medan magnet bumi mengarahkan partikel tersebut ke kutub utara dan selatan.
Partikel bermuatan ini kemudian memasuki atmosfer bumi, menarik atom dan molekul gas dan menghasilkan aurora borealis dan aurora australis.
Nah, pada saat yang bersamaan, sebagian dari emisi matahari memanaskan gas di bagian atas atmosfer, sehingga menciptakan STEVE.
Jadi, secara sederhana, STEVE adalah gas yang panas dan bercahaya, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Meski disebut mirip aurora, STEVE sebenarnya secara visual tampak seperti garis ungu muda atau magenta di langit, sedangkan aurora justru tampak hijau.
Berkaitan dengan Siklus Matahari
Selain mirip secara visual, STEVE dan aurora sama-sama merupakan fenomena yang berkaitan dengan siklus matahari.
Bersumber dari Live Science, setiap 11 tahun atau lebih, medan magnet Matahari yang awalnya saling berhubungan akan terputus, menjadi kutub utara dan selatan.
Akibat aktivitas ini, muncullah gumpalan plasma berapi-api yang membentuk bintik gelap pada permukaan Matahari.
Aktivitas dalam siklus matahari juga menghasilkan energi, yang dihasilkan di inti matahari melalui reaksi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium.
Panas yang dihasilkan membuat materi di dalam matahari naik ke permukaan dan turun lagi dalam gerakan konveksi.
Baca Juga: Ada Perbedaan Gaya Gravitasi, Seberapa Tinggi Kita Bisa Melompat di Planet Lain?