Bobo.id - Teman-teman tentu sudah tidak asing dengan fenomena aurora.
Fenomena aurora adalah munculnya cahaya berkilauan di langit akibat interaksi partikel bermuatan yang dilepaskan oleh Matahari dengan medan magnet Bumi.
Ada dua jenis aurora yang bernama aurora borealis dan aurora australis. Aurora borealis terjadi di Kutub Utara, sedangkan aurora australis terjadi di Benua Australia.
Aurora ini dikenal sebagai fenomena atmosfer paling terkenal, namun bukan satu-satunya, lo.
Ternyata ada fenomena langit lain yang disebut mirip dengan aurora, namanya STEVE. Apakah kamu pernah mendengar atau membacanya?
Nah, jika belum, cari tahu fakta uniknya dari artikel ini, yuk!
Apa itu STEVE?
Bersumber dari space.com, STEVE adalah cahaya mirip aurora yang ditemukan antara tahun 2015 hingga 2016.
Fenomena ini pertama kali ditemukan bukan oleh astronom, melainkan ilmuwan asal Kanada yang sedang meneliti aurora.
Sejak ditemukan itulah, hingga kini banyak peneliti yang mempelajari STEVE lebih lanjut. Uniknya, fenomena STEVE ini hanya pernah diamati bersamaan dengan aurora.
Menurut European Space Agency (ESA), baik STEVE maupun aurora diperkirakan terjadi akibat peristiwa cuaca luar angkasa.
Baca Juga: Letusan Matahari Ciptakan Ngarai Api Besar, Lebarnya 10.000 Kilometer!
Ini terjadi karena partikel berenergi dari matahari menabrak bumi, kemudian medan magnet bumi mengarahkan partikel tersebut ke kutub utara dan selatan.
Partikel bermuatan ini kemudian memasuki atmosfer bumi, menarik atom dan molekul gas dan menghasilkan aurora borealis dan aurora australis.
Nah, pada saat yang bersamaan, sebagian dari emisi matahari memanaskan gas di bagian atas atmosfer, sehingga menciptakan STEVE.
Jadi, secara sederhana, STEVE adalah gas yang panas dan bercahaya, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Meski disebut mirip aurora, STEVE sebenarnya secara visual tampak seperti garis ungu muda atau magenta di langit, sedangkan aurora justru tampak hijau.
Berkaitan dengan Siklus Matahari
Selain mirip secara visual, STEVE dan aurora sama-sama merupakan fenomena yang berkaitan dengan siklus matahari.
Bersumber dari Live Science, setiap 11 tahun atau lebih, medan magnet Matahari yang awalnya saling berhubungan akan terputus, menjadi kutub utara dan selatan.
Akibat aktivitas ini, muncullah gumpalan plasma berapi-api yang membentuk bintik gelap pada permukaan Matahari.
Aktivitas dalam siklus matahari juga menghasilkan energi, yang dihasilkan di inti matahari melalui reaksi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium.
Panas yang dihasilkan membuat materi di dalam matahari naik ke permukaan dan turun lagi dalam gerakan konveksi.
Baca Juga: Ada Perbedaan Gaya Gravitasi, Seberapa Tinggi Kita Bisa Melompat di Planet Lain?
Proses ini menciptakan medan magnet yang kompleks di dalam matahari. Ketika medan magnet matahari berangsur-angsur melemah, sehingga aktivitas matahari semakin meningkat.
Ketika aktivitas matahari meningkat, maka akan melepaskan kilatan cahaya dan radiasi terang yang dikenal sebagai jilatan api matahari.
Peningkatan aktivitas matahari juga dapat menyebabkan terjadinya badai matahari, memicu terjadinya aurora dan STEVE.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Kapan STEVE pertama kali ditemukan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023